Anggota Jemaat Bayi

disadur dari:
https://www.wayoflife.org/reports/baby_church_members.php

Berikut artikel yang akan segera diterbitkan sebagai komentari kitab Ibrani, judul terbaru dalam seri komentari Way of Life.

Ibrani 5:11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. 5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. 5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. 5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Bagian ini tidak hanya sebagai tuduhan atas individu Kristen yang tidak tumbuh dewasa, menjadi murid Firman Allah yang terlatih dan teliti, ini adalah tuduhan atas jemaat yang tidak menghasilkan orang Kristen demikian dan menerima ketidakdewasaan sebagai status quo. Ada ribuan “Gereja Alkitabiah” yang tidak mengajarkan anggotanya menjadi murid Alkitab yang terlatih, tidak mengharapkan mereka menjadi terlatih, dan tidak menegor mereka karena tidak terlatih. Dalam gereja ini, kotbah dan pengajarannya lemah dan tidak menghasilkan murid Alkitab yang terlatih. Orang-orang bisa duduk bertahun-tahun mendengarkan kotbah tanpa belajar bagaimana mempelajari Alkitab sendiri dan tanpa menimbulkan keinginan rasa lapar untuk melakukannya. Penulis kitab Ibrani tidak mengharapkan kondisi ini sebagai status quo. Dia dengan keras menegor mereka yang tidak dewasa. Dia memperingatkan mereka jika mereka tidak terlatih dalam Firman Kebenaran, mereka adalah bayi, walau berapa lama pun mereka didalam Tuhan. Ini adalah contoh yang harus ditiru setiap pengkotbah. Orang-orang harus dibangunkan menyadari kondisi rohani mereka dan tidak boleh dibiarkan tetap sebagai bayi.

Pertimbangkan beberapa pelajaran dari ayat penting ini:

1. Lamban dalam hal mendengarkan disebabkan karena tidak bertumbuh secara rohani (Ibrani 5:11). Pengajaran rohani hanya dapat dimengerti dengan baik oleh manusia rohani. Manusia duniawi atau yang belum ditebus sama sekali tidak dapat memahaminya. (1Kor 2:13-14). Orang percaya duniawi hanya dapat sedikit memahaminya (1Kor 3:1-2).

2. Setiap orang percaya seharusnya menjadi pengajar (Ibrani 5:12).

Ini adalah kehendah Allah. Ini tentunya tidak berarti setiap orang percaya harus menjadi pengkotbah atau pemimpin gereja; ini berarti setiap orang percaya harus terlibat dalam suatu bidang pengajaran. Setiap orang percaya harus mengetahui Firman Tuhan cukup baik untuk memenuhi panggilan ini. Ketika kita mendengarkan kotbah dan pengajaran, kita harus mengerti bahwa kita belum cukup mengerti apa yang kita dengar sampai kita bisa mengajarkan orang lain, setidaknya pada tingkat yang dasar.

Setiap orang percaya harus mempunyai pelayanan menasihati dan menegor (Ibrani 3:13). Ini termasuk mendorong dan menantang sesama saudara, mengangkat yang tersandung dan memperingatkan yang salah. Lihat juga Rom 15:14; Kol 3:16; 1 Tes 5:11.

Setiap orang percaya harus mempunyai pelayanan membagikan injil dengan orang lain (Mar 16:15). Orang percaya harus bekerja untuk bisa menangani Firman Tuhan dengan baik sehingga dia dapat secara efektif membantu orang mengerti injil. Orang-orang mempunyai pertanyaan dan argumen yang perlu dijawab.

Setiap orang percaya harus mempunyai pelayanan mempertahankan iman dengan tulus (Yudas 1:3). Perhatikan bahwa perintah Yudas untuk dengan tulus mempertahankan iman ini tidak ditujukan kepada pengkotbah saja tetapi kepada umat Tuhan secara umum. Setiap orang percaya harus mengenal Alkitab cukup baik untuk mempertahankan doktrin-doktrin utamanya, seperti keselamatan hanya oleh anugerah, keilahian Yesus, kepribadian Roh Kudus, kebangkitan badan, penghakiman kekal, dsb.

Walaupun perempuan dilarang untuk mengajari laki-laki (1Ti 2:12), mereka mempunyai pelayanan penting dalam mengajar perempuan (Tit 2:3-4) dan mengajar anak-anak (bandingkan 2Ti 1:5 dan 3:15)

3. Jika kamu tidak bertumbuh secara rohani, kamu mengalami kemunduran (Ibrani 5:12). Kehidupan Kristen adalah seperti perahu di sungai. Selama orang percaya mengayuh melawan arus maka dia membuat kemajuan, tetapi begitu dia berhenti mengayuh, dia mulai bergerak mundur mengikuti arus. Tekanan dan godaan kehidupan Kristen selalu mendorong kita mundur kecuali kita menghadapinya dengan tepat dalam kasih Allah dan bergerak maju.

4. Alkitab adalah Firman Allah sendiri (Ibrani 5:12). Kata “penyataan” berasal dari kata Yunani logion, yang berarti firman (kamus Strong). Ini juga digunakan dalam Alkitab Perjanjian Lama (Kisah 7:38; Rom 3:2).

5. Setiap orang percaya harus bertumbuh dan menjadi dewasa (Ibrani 5:13-14). Orang yang baru percaya adalah bayi dan harus diberi susu Firman Allah, tetapi dia tidak boleh puas tetap menjadi bayi.

6. Karakter utama bayi Kristen adalah ketidakmampuan menggunakan Firman Allah dengan terampil (Ibrani 5:13) dan kurangnya ketajaman/ketelitian rohani (Ibrani 5:14). Tidak perduli bagaimana setia dan giatnya dia dalam pelayanan Kristus, jika orang percaya tidak dapat menangani Firman Tuhan dengan terampil dan tidak mampu membedakan yang benar dari yang salah, dia adalah bayi.

“Saya tidak perduli bagaimana kami giat didalam gereja. Bisa jadi kamu punya jabatan dalam gereja. Bisa jadi kamu ikut dalam setiap komite dalam gereja. … Saya tidak perduli siapa kamu, atau apa kamu, jika kamu tidak mempelajari Firman Tuhan, dan jika kamu tidak tahu menanganinya, kamu adalah bayi. Sangat tragis mempunyai jabatan dalam gereja ketika kamu hanya seorang bayi. Kamu harus bertumbuh. Sangat tragis ada orang yang sudah menjadi anggota gereja dan sudah diselamatkan bertahun-tahun dan mereka masih berkeliling mengatakan ‘Gu gu, ga ga.’ Mereka tidak mempunyai kontribusi apapun selain ucapan bayi”
(J. Vernon McGee).

7. Kedewasaan dalam Kristus membutuhkan hal-hal berikut:

Kedewasaan rohani perlu menjadi terampil dalam Alkitab (Ibrani 5:13). Pertimbangkan beberapa kunci pembelajaran Alkitab yang efektif:
– Perlu ada pembacaan (Ul 17:19; Wah 1:3). Alkitab pertama-tama adalah sebuah buku untuk dibaca. Ini harus dibaca secara sistematis, dengan rencana baca. Membaca hingga selesai setidaknya sekali setahun memudahkan pemahaman Alkitab yang menyeluruh.
– Perlu ada pembelajaran (2Ti 2:15). Pembelajaran Alkitab perlu mempelajari prinsip penafsiran Alkitab. Ini membutuhkan penggunaan alat pembelajaran yang baik, terutama konkordansi yang baik, kamus Alkitab dan Treasury of Scripture Knowledge dan pilihan komentari yang baik. Hal-hal ini dijelaskan dalam seri kursus pembelajaran lanjut Alkitab “How to Study the Bible,” tersedia dari Literatur Way of Life.
– Perlu meditasi / merenungkan (Maz 1:2; Yos 1:8). (Lihat Memory Verse Journal, www.wayoflife.org )
– Perlu memposisikan pembelajaran Firman Tuhan sebagai prioritas utama dalam kehidupan (carilah DAHULU, Mat 6:33). Untuk menjadi terampil dalam Firman Tuhan mutlak menuntut siswa menyediakan waktu serius untuk tujuan ini dan menjadikannya sebagai prioritas tertinggi. Tidak ada jalan pintas.
– Perlu adanya konsistensi dan kegigihan (“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran,” Yoh 8:31; “Bertekunlah dalam semuanya itu,” 1Tim 4:16). Pembelajaran Alkitab yang efektif menuntut saya menyediakan waktu dalam jadwal saya setiap hari dimana saya bertemu Tuhan dan menerapkan diri saya kepada FirmanNya. Sangat penting menjaga jadwal ilahi dan tidak lalai kecuali sangat amat mendesak.
“Baca Alkitab saat kamu merasa ingin membacanya, dan saat kamu merasa tidak ingin membacanya, baca sampai anda ingin membacanya.”
– Perlu ketekunan dan kerja keras (Ams 2:1-5). “Sebagian besar kebenaran tidak terletak pada permukaan. Itu harus dibawa kedalam terang dengan kesabaran kerja keras.” Frank Thompson.
– Perlu doa (Maz 119:18; Ams 2:3; Ef 1:17-18). “Doa akan mengerjakan lebih dari sekedar pendidikan perguruan tinggi untuk menjadikan Alkitab buku yang terbuka dan mulia” R.A. Torrey.
– Perlu ketaatan (Maz 119:133; Luk 11:28; Yoh 7:17; Ibr 5:14; Yak 1:22-27; 1 Pet 2:1-2). Untuk membuat kemajuan yang baik dalam pengetahuan Firman Tuhan, saya perlu menerapkan pelajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
– Perlu guru yang baik dan bantuan gereja yang baik (1Tim 3:15; Ef 4:11-12; Ibr 13:7; Wah 2:3). Setiap gereja harus menjadi institusi Alkitab untuk menghasilkan murid Alkitab yang terampil. Tujuannya haruslah agar setiap anggota menjadi murid yang terampil seperti yang dijelaskan dalam Ibrani 5:14. Gereja harus menuntut hal ini. Kotbah dan pengajaran haruslah sekaliber untuk menghasilkan ini. Jika anggota jemaat dapat duduk dalam pelayanan kotbah bertahun-tahun dan tidak ditantanga untuk menjadi murid Alkitab yang serius dan tidak diajarkan bagaimana menjadi murid Alkitab yang serius dan tidak ditegor dengan keras jika mereka tidak menjadi murid Alkitab yang serius, itu bukanlah Jemaat Perjanjian Baru.

Kedewasaan rohani perlu membedakan yang baik dan yang jahat (Ibrani 5:14).
– Keterampilan dalam Firman Tuhan harus menghasilkan ketajaman rohani. Pembelajaran Alkitab bukanlah sekedar latihan intelektual. Tujuannya agar kehidupan murid sehari-hari akan diubah dengan pembaharuan budi (Rom 12:2).
Dalam 1 Korintus 2, kita diajarkan bahwa Alkitab mengandung hal-hal yang dalam dari Allah dalam pengajaran Roh; ini mengandung pikiran Kristus (1Kor 2:10-13, 16). Jadi dengan menjadi terampil dalam menggunakan Alkitab, murid sedang mengenakan pikiran Kristus. Dengan mengisi pikirannya dengan Firman Tuhan, dia sedang membuang semua imajinasi yang bertentangan dengan Firman Tuhan (2Kor 10:4-5). Ini adalah proses melatih indera rohani.
– Indera rohani harus dilatih seperti juga otot fisik. Beginilah bayi bertumbuh. Bahkan yang baru lahir pun terus bergerak dan berlatih.
– Otot rohani dilatih dengan membedakan yang baik dan yang jahat. Orang percaya harus mempelajari Firman Tuhan dan kemudian digunakan untuk menilai segala sesuatu. Dia mempertimbangkan segala sesuatu dalam kehidupannya dan semua yang dihadapinya untuk menilai apakah benar atau salah, baik atau jahat, kehendak Tuhan atau bukan, dan dia menolak semua yang tidak sesuai standar ilahi. Dalam hal ini dia membangun ketajaman indera rohani. Bandingkan Maz 119:129.
– Bertentangan dengan filosofi umum, sangat banyak penghakiman dalam kehidupan Kristen. Bandingkan Yoh 7:24; 1Kor 5:3; 14:29. Orang percaya harus menilai (KJV:menghakimi) segala sesuatu (1Kor 2:15; 1Tes 5:21), yaitu: kehidupan sehari-hari, pengajaran doktrin, filosofi, keputusan, persahabatan, hiburan, pakaian, semuanya. Orang percaya mempunyai standar mutlak untuk mengakimi menggunakan Alkitab (2Ti 3:16-17). Ketiadasalahan Firman Tuhan “bermanfaat untuk mendidik orang dalam kebenaran.”

Pendapat Anda:

Loading Disqus Comments ...
Loading Facebook Comments ...

Tinggalkan Balasan