Disadur dari https://www.wayoflife.org/reports/a_regenerate_church_membership.php
Ini adalah ringkasan dari buku Discipling Church: The Church That Will Stand until Christ Comes: https://www.wayoflife.org/free_ebooks/the_discipling_church.php
Keanggotaan jemaat lahir baru adalah prinsip Baptis kuno yang didasarkan atas pengajaran Alkitab yang jelas, dan dipraktekkan dalam sebagian besar gereja Baptis di Amerika sampai awal abad 20.
Pengakuan iman Somerset 1656 mengatakan,
“Dalam penerimaan anggota kedalam jemaat Kristus, adalah tugas gereja dan pelayan gereja yang bersangkutan, dalam ketaatan kepada Allah, bahwa mereka berhati-hati dalam menerima hanya orang yang menunjukkan bukti lahir baru, dan kuasa pekerjaan iman.”
Ringkasan Disiplin Jemaat Charleston 1774 mengatakan,
“Bait Tuhan tidak boleh dibangun dengan materi yang mati, tetapi yang hidup, 1 Petrus 2:5. Tidak ada yang berhak menjadi anggota jemaat kecuali orang yang akan dimiliki Kristus sebagai pengikut yang tulus, Matius 7:22,23. … Tidak ada materi yang cocok dalam gereja penginjilan, tanpa mengalami perubahan hidup total, Matius 18:3. … Secara alami orang sudah mati dalam pelanggaran dan dosa, dan Kristus tidak menempatkan materi mati didalam bangunan rohani. Sangat jelas bahwa jemaat Efesus tidak terdiri dari materi mati, Efesus 2:1. … Anggota jemaat Kolose bukan hanya terdiri dari orang kudus saja, tetapi saudara yang setia didalam Kristus, Kolose 1:2, atau orang yang benar-benar percaya didalamNya. Hanya orang seperti ini saja yang berhak dalam ordinansi (baptisan dan perjamuan Tuhan) KPR 8:37. Tanpa iman tidak ada yang memahami Tubuh Kristus dalam perjamuan Tuhan, dan akibatnya mereka makan dan minum dengan tidak pantas, 1 Kor 11:29. .. Hidup dan percakapan mereka harus berpadanan dengan Injil Kristus, Filipi 1:27; yaitu kudus, adil dan jujur, Mazmur 15:1,2; jika dalam praktek bertentangan dengan pengakuan mereka maka mereka tidak boleh diterima sebagai anggota jemaat. … Orang yang ingin bergabung harus dihadapkan kepada jemaat yang berhak memilih; pertama mereka harus mempunyai kualifikasi yang jelas; kemudian calon anggota harus diperiksa dihadapan jemaat; dan jika tidak memuaskan, maka harus ditunda hingga ada pengakuan yang memuaskan 1Tim 6:12.”
Tahun 1859, Edward Hiscox menulis,
“Anggota jemaat harus orang lahir baru yang membawa gambaran Kristus dan pengharapan dalam Roh Kristus, didalamnya berkuasa kedamaian Allah, dan orang yang berjalan dan bekerja dalam kesatuan Roh, dan ikatan damai” (Manual Standar Gereja Baptis)
Tahun 1867, Buku Manual Gereja untuk Gereja Baptis yang berpengaruh dari J.M. Pendleton menekankan keanggotaan jemaat lahir baru:
“Jangan pernah melupakan satu-satunya materi yang pantas untuk membangun jemaat Kristus, mengenai kualifikasi rohani, adalah orang yang lahir baru, bertobat dan percaya. Untuk menggunakan materi lain adalah merusak prinsip dasar organisasi gereja. Ini adalah menghancurkan kerajaan Kristus; bagaimana mungkin ada kerajaan tanpa subyek yang dibutuhkan oleh Kristus? … Harus sangat hati-hati dalam penerimaan anggota jemaat. … Hal ini sangat berbahaya, terutama dalam masa kebangkitan agama. Pastor harus memastikan bahwa orang yang dibaptis sungguh orang yang merasa bersalah, busuk, pendosa yang tak berdaya, pantas dihukum oleh hukum kudus Allah; dalam kondisi tersesat kemudian mereka berserah kepada Kristus untuk keselamatan” (Pendleton, Manual Gereja, 1867).
Tahun 1874, William Williams menulis,
Anggota jemaat rasuli semuanya adalah orang yang bertobat, atau seharusnya bertobat. Dalam berbagai surat mereka ditujukan kepada ‘orang kudus,’ ‘saudara yang setia,’ ‘anak-anak Allah,’ dikuduskan dalam Kristus Yesus. Banyak nasihat untuk kehidupan saleh dan pergaulan kudus dengan anggapan mereka ‘ciptaan baru didalam Kristus Yesus’ … Keanggotaan jemaat yang bertobat, yang hanya terdiri dari orang yang sungguh secara pribadi bertobat dan percaya, ini adalah hal yang paling terpenting sebagai ciri karakter jemaat sebagai organisasi kerasulan” Williams, Aturan Gereja Kerasulan, 1874.)
Dalam Konferensi Baptis Dunia 1905, J.D. Freeman mengatakan,
Prinsip keanggotaan jemaat lahir baru lebih penting dari hal apapun, menandakan perbedaan khas kita dalam dunia ini. … baik logika maupun pengalaman mengajarkan pentingnya menjaga gereja dari penyusupan orang yang belum lahir baru. (Baptis dan Keanggotaan Jemaat Lahir Baru, Review dan Expositor, Musim semi 1963)
Kita sudah lihat dalam bab “Hilangnya Pendisiplinan Jemaat,” prinsip keanggotaan jemaat lahir baru dalam Perjanjian Baru dihancurkan pada masa lalu dengan praktek baptisan bayi dan injil sakramen (iman ditambah dengan sakramen dan perbuatan baik). Dalam abad awal masa gereja, gereja dipenuhi orang tidak lahir baru yang dimasukkan dengan baptisan bayi. Praktek ini menjadi bagian pokok dalam gereja Roma Katolik dan sebagian besar protestan membawa kesesatan ini saat mereka keluar dari Roma.
Contohnya, Gereja Inggris membaptis bayi dengan doa berikut oleh pembaptis:
Kami sungguh bersyukur, Bapa yang maha kasih, bahwa Engkau berkenan melahirbarukan bayi ini dengan Roh Kudusmu, untuk menerimanya menjadi anakMu dengan adopsi dan menggabungkannya kedalam gereja kudusMu.
Selama orang yang dibaptis menghadiri gereja dan tidak melakukan hal memalukan, dia dianggap orang Kristen.
Ketika orang yang dibaptis meninggal, selama dia tidak dikucilkan atau bunuh diri, pelayan akan mengatakan dalam pemakaman:
Sejauh menyenangkan Allah Yang Mahakuasa, oleh kasihNya yang besar, mengambil jiwa saudara terkasih kepadaNya, maka kami serahkan tubuhnya kedalam tanah; dari tanah kembali kepada tanah, abu kepada abu, debu kepada debu; dalam pengharapan yang pasti akan kebangkitan kepada hidup yang kekal, melalui Yesus Kristus.
Praktek ini telah menghancurkan kuasa gereja karena ini memenuhi gereja dengan orang yang belum lahir baru, dari sekolah minggu hingga mimbar.
Keanggotaan jemaat lahir baru sedang dihancurkan dalam gereja Baptis harini, bukan dengan baptisan bayi atau injil sakramen, tetapi dengan penginjilan dangkal, terburu-buru dan kecerobohan dalam menerima jemaat. Hal ini biasa dilakukan secara pragmatis untuk cepat membangun gereja yang besar tanpa memperhitungkan kesehatan rohani.
Harini, jemaat belum lahir baru tidak percaya kepada baptisan dan konfirmasi bayi; tetapi percaya kepada “doa orang berdosa.”
Seperti kita lihat dalam bab “Disiplin Gereja dimulai dengan berhati-hati akan keselamatan,” Konvensi Baptis Selatan (SBC) telah disebut “denominasi tidak lahir baru” karena jemaat SBC hanya 30% anggota jemaat yang menghadiri kebaktian minggu pagi dan hanya 12% ikut serta dalam aspek kehidupan gereja lainnya.
Hal yang sama terjadi dalam sangat banyak Gereja Baptis Independen dalam 50 tahun terakhir.
Jika kita mengasihi Firman Allah, kita akan mengharapkan pemuridan jemaat, bukan jemaat campuran. Kita akan sangat berhati-hati dalam menerima jemaat, karena ini adalah yang paling pokok dalam membangun gereja yang rohani.
Dalam buku pemuridan jemaat, James Crumpton membagi pendisiplinan menjadi disiplin yang membangun, disiplin yang memperbaiki dan disiplin yang menghukum, dan dia mengatakan bahwa disiplin yang membangun dimulai dengan kehati-hatian dalam penerimaan jemaat.
Hal yang sangat penting dalam disiplin yang membangun gereja adalah kehati-hatian dalam penerimaan anggota kedalam gereja. Iblis bisa menyembunyikan tanduknya, berjalan di lorong gereja biasa, ingin bergabung dan diterima tanpa satupun yang menolak. … Untuk membawa calon anggota dalam jemaat lokal Tuhan Yesus Kristus, berhadapan muka dengan calon anggota adalah untuk kebaikannya sendiri, untuk kebaikan jemaat dan untuk kemuliaan Juruselamat. Banyak gereja menerima anggota, tidak pernah memberitahukan mereka adanya kesepakatan. Sangat banyak harini, keanggotaan jemaat sudah rusak menjadi upacara sepele yang sama sekali tidak berarti dalam hidup mereka. Ratusan dan ribuan orang bergabung dengan gereja tetapi tidak pernah mendukung gereja dengan kesaksian, waktu, uang, bakat, kehadiran, pengaruh, kerja keras ataupun doa. Jadi kegunaan disiplin yang membangun adalah merubah kondisi menyedihkan ini sehingga menjadi anggota jemaat sungguh mempunyai makna yang sangat penting” (James Crumpton, Disiplin Jemaat Perjanjian Baru) https://www.wayoflife.org/free_ebooks/new_testament_church_discipline.php
Lihat juga: Charles Spurgeon dan Keanggotaan Jemaat Lahir Baru
Standar dalam penerimaan anggota Gereja.
Kisah Para Rasul pasal 2 memberikan teladan alkitabiah dalam penerimaan jemaat.
KPR 2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Kami tidak percaya bahwa pola alkitabiah ini boleh diabaikan atau dilemahkan. Orang dengan kesaksian keselamatan yang tidak jelas dan tidak setia mengikuti pola jemaat Yerusalem ini tidak memenuhi syarat menjadi anggota jemaat.
Beberapa hal berikut kami perhatikan dalam penerimaan jemaat:
1. Kesaksian keselamatan yang jelas dan perubahan hidup yang mendukung, baik yang bergabung dengan pengakuan dan baptisan ataupun dari gereja lain.
Orang yang bergabung dalam jemaat Yerusalem pada hari Pentakosta menerima Injil dengan gembira. Tidak ada manipulasi atau paksaan. Keselamatan mereka jelas dan dibuktikan dengan pengakuan publik mereka akan Yesus sebagai Kristus dihadapan penolakan bangsa Yahudi dan fakta bahwa mereka bertekun berkaitan dengan hal Kristus.
Dalam menjaga keanggotaan jemaat lahir baru, kami mengikuti Alkitab dan kami mengikuti jejak gereja sungguh percaya Alkitab sepanjang zaman. Perhatikan Waldensian kuno:
Kami percaya bahwa perintah baptisan air adalah tanda eksternal yang kelihatan, yang menggambarkan pekerjaan kebijaksanaan Allah didalam kita — yaitu pembaharuan pikiran kita dan penyangkalan hati kita melalui iman kepada Yesus Kristus. Dan oleh baptisan kami menerima kedalam jemaat kudus Allah, orang yang sudah mengaku dan MENYATAKAN IMAN DAN PERUBAHAN HIDUP” Pengakuan Iman Waldensian Ketiga, 1544).
Kami mencari bukti perubahan hidup. Kami mencari pertobatan yang merubah hidup, seperti yang kita diskusikan dalam bab “Gereja Pemuridan dimulai dengan kehati-hatian mengenai keselamatan.”
Kami tidak mencari kesempurnaan tanpa dosa atau ketaatan 100% atau hal seperti itu. Kami hanya mencari bukti keselamatan, percaya bahwa keselamatan adalah keajaiban yang merubah hidup.
Kami ingin melihat realitas ayat ini dalam hidup orang yang kami baptis dan terima sebagai anggota jemaat:
2Kor 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru.
2Tim 2:19 Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: “Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya” dan “Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.”
1 Yoh 2:3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. 2:4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
Kami hanya mencari keselamatan yang kami lihat dalam setiap kasus di Perjanjian Baru, baik perempuan yang di sumur, Zakheus, Kornelius, sida-sida Etiopia, kepala penjara Filipi, atau Lidia.
Kami akan sangat gembira dan siap menerima sebagai jemaat siapapun yang dijelaskan dalam Perjanjian Baru sebagai orang yang diselamatkan. Jika kami melihat keselamatan ini segera kami lanjutkan untuk membaptis orangnya.
Kami tidak mau menerima pengakuan kosong, karena Alkitab memperingatkannya dengan jelas:
Titus 1:16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Kami tidak menerima orang yang masih hidup dalam dosa besar seperti percabulan, perzinahan, homoseksual, kemabukan, penyalahgunaan obat, pencurian, pemerasan dan penyembah berhala.
Akan sangat membingungkan membawa orang yang masih dalam dosa ini yang seharusnya mendapat pendisiplinan.
1Kor 5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
Beberapa tahun lalu, ada seorang yang ingin bergabung menjadi jemaat, tetapi dia mempunyai toko minuman keras dan menolak untuk berjanji mencari jalan untuk menutup toko ini. Kami tidak membaptisnya dan kemudian dia menunjukkan bahwa dia tidak diselamatkan dengan berhenti menghadiri kebaktian dan tidak tertarik dengan hal mengenai Kristus.
2. Baptisan Alkitabiah (KPR 2:41)
Baptisan Alkitabiah adalah dengan masuk kedalam air sebagai pengakuan keselamatan oleh iman dalam Yesus Kristus.
Jika seorang dibaptis sebelum diselamatkan, ini bukan baptisan alkitabiah.
Jika seorang ‘dibaptis’ dengan dipercik atau disiram, ini bukan baptisan alkitabiah, karena tidak menggambarkan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus (Rom 6:3-4).
Jika seorang dibaptis oleh gereja dengan injil lain atau gereja yang berhubungan dengan gereja yang tidak alkitabiah, maka ini bukan baptisan alkitabiah. Sebagai contoh, kami tidak menerima baptisan dari gereja Pentakosta atau Karismatik atau gereja lain yang tidak percaya syarat keselamatan hanya dengan bertobat dan percaya saja.
3. Kesetiaan (bertekun, KPR 2:42)
Kami tidak menerima orang sebagai jemaat sampai dia menunjukkan kesetiaan dalam bertekun kebaktian dan dalam program gereja.
Ada seorang yang ingin bergabung dari gereja lain, gereja yang lebih lemah, karena dia ingin anak-anaknya melayani Tuhan dan dia melihat buah yang baik dalam remaja kami. Tetapi dia tidak mau menghadiri semua pelayanan 4 hari dalam misi konferensi. Acara ini diadakan tepat festival Hindu terbesar dan setiap tahun dia mendapatkan keuntungan besar dengan penjualan berbagai barang dalam festival ini. Dia meminta saran seorang pengkotbah yang mengenal gereja kami dan pengkotbah itu mengatakan, “jika kamu tidak mau setia bertekun, kamu harus tetap di gereja yang lebih lemah.” Dia menetapkan untuk mentaati Firman Tuhan (Ibr 10:25); kami menerima dia sebagai jemaat; dan sejak itu dia tetap setia bertekun dan bertumbuh banyak, bersama dengan seluruh keluarganya.
Charles Spurgeon mengatakn, “Oh mendapatkan gereja yang bekerja! Gereja Jerman, ketika teman kami Tuan Oncken masih hidup, selalu melaksanakan aturan menanyakan setiap jemaat, “Apa yang akan kamu lakukan untuk Kristus?” dan mereka mencatatnya dalam buku. Satu hal yang dituntut setiap anggota jemaat adalah tetap melakukan sesuatu untuk Juruselamat. Jika dia berhenti melakukan sesuatu maka itu masalah disiplin gereja, karena dia hanya mengaku dan tidak boleh dibiarkan tetap didalam gereja seperti dengung dalam sarang lebah yang bekerja. Dia harus bekerja atau pergi.” (“Meaningful Membership at Spurgeon’s Metropolitan Tabernacle,” The Spurgeon Center, Feb. 8, 2018).
4. Kesepakatan dalam doktrin dan praktek (1Kor 1:10)
Kami menuntut setiap orang membaca kesepakatan kami, termasuk membaca setiap ayat referensi dan menyepakatinya 100%.
Kesepakatan kami sangat luas. Lihat bab “Contoh kesepakatan gereja.”
Kami mempunyai orang-orang yang telah lama setia hadir tetapi tidak bergabung, karena mereka tidak menyepakati semua yang kami pegang dalam kesepakatan gereja. Biasanya berhubungan dengan separasi.
Pengunjung bukan anggota dipersilakan ikut mendapatkan manfaat dari pelayanan gereja kami, selama mereka tidak menyebabkan masalah, dan kami lakukan yang terbaik untuk melayani mereka seperti melayani anggota jemaat, tetapi mereka tidak bisa ikut dalam perjamuan Tuhan, dalam program gereja atau dalam pelayanan lainnya.
Kami berencana menuntut anggota jemaat untuk membaca kembali kesepakatan sekali setahun secara pribadi dan keluarga, untuk membahas kesepakatan dan menuliskan pertanyaan, dan kami akan mengadakan pertemuan untuk menjawab pertanyaan. Gereja akan gunakan ini untuk membuat penyesuaian dalam kesepakatan. Tidak seperti Alkitab, kesepakatan jemaat bisa salah dan perlu penyesuaian.
5. Tunduk pada otoritas (Ibr 13:17)
Allah menuntut ketundukan pada otoritas, begitu pula gereja.
Kami tidak mau menerima pemberontak didalam keluarga jemaat, baik tua ataupun muda. Jika kami mendeteksi kekerasan terhadap otoritas, kami akan menunda penerimaan sebagai anggota.
Kami ingin membantu pemberontak jika memungkinkan, tetapi kami ingin membantu mereka sebelum menjadi anggota jemaat. Kami tidak percaya jika pemberontak adalah kandidat yang baik untuk jemaat Perjanjian Baru. Kami tidak melhat orang seperti ini dalam KPR 2:41-42.
Hati-hati dan sabar.
Kami berhati-hati dan sabar dalam hal baptisan dan keanggotaan jemaat.
Sebelum seorang dibaptis dan bergabung sebagai jemaat, dia harus dikenal baik, artinya kami tidak membaptis orang asing. Kami ingin mengetahui kesaksian dan kehidupannya.
Ketika kami percaya seorang kandidat sudah diselamatkan, kami mengundangnya dalam kelas baptisan singkat yang berhubungan dengan keselamatan dan makna baptisan.
Setelah itu, kandidat tampil dihadapan para petua gereja dan isteri untuk memberikan kesaksian dan menjawab pertanyaan yang mungkin timbul. Ingat, ini adalah orang yang sudah kami kenal.
Jika kami tidak mendapatkan kesepakatan 100% dari para petua, kami tidak membaptis atau menerima sebagai anggota jemaat. Kami minta dengan hormat untuk menunggu baptisan berikutnya agar segalanya bisa menjadi lebih jelas. Sangat membahayakan baik bagi orang itu maupun bagi gereja untuk membaptis orang yang belum diselamatkan.
Contohnya, belum lama kami menanyai empat orang dan hanya membaptis tiga. Sebelumnya kami menanyai 15 dan membaptis 13.
Praktek ini sesuai dengan gereja Baptis kuno, seperti disaksikan oleh David Benedict yang melakukan perjalanan 7000 mil menunggang kuda pada awal abad 19 untuk menulis sejarah gereja pada masanya.
Catatan sejarah Benedict sering menyinggung kehati-hatian dalam menerima anggota jemaat. Mereka mempunyai kebiasaan yang disebut “mendengar pengalaman” sebelum baptisan. Sebagai contoh dalam kebangkitan rohani pada tahun 1807 di Argyle, Nova Scotia:
Dua puluh emang orang MENCERITAKAN PENGALAMAN, mereka belum dibaptis, dan beberapa lainnya terlihat berharap. Pekerjaan masih berjalan disini, dan menyebar cepat dibagian lain provinsi” (Benedict, A General History of the Baptist Denomination, vol. I, chapter 8, 1813).
Dalam Baptists on the American Frontier, 1820s, John Taylor menjelaskan proses yang sama.
Pada pertemuan gereja bulan Mei di Clear Creek adalah salah satu hari paling bahagia dalam hidup saya, ketika kami duduk mendengarkan pengalaman, saya ingat tepat lima puluh hari yang lalu saya menceritakan pengalaman saya dan diterima kedalam jemaat (p. 217)
Perhatikan bagaimana gereja kuno ini menerima jemaat. Mereka menuntut kesaksian keselamatan yang jelas dari calon baptis. Mereka menuntut calon baptis “menceritakan pengalaman” dihadapan jemaat. Sangat jelas bahwa mereka mencari lebih dari pengakuan saja. Mereka tahu membedakan penampilan yang meyakinkan dengan keselamatan yang jelas. Mereka tahu bahwa seorang bisa sangat tertarik kepada Kristus dan menyadari dosanya tetapi belum diselamatkan. Kami melihat banyak contoh seperti ini dalam Injil, dan kmi melihat hal seperti ini ratusan kali dalam pelayanan kami.
Setelah tampil dihadapan pemimpin jemaat dan akan diterima untuk dibaptis dan menjadi anggota jemaat, orang ini direkomendasikan oleh pemimpin. Kemudian kandidat menceritakan pengalaman dihadapan semua jemaat, kemudian dibaptis dan diterima sebagai jemaat. Kami melakukan baptisan pada hari yang sama dengan perjamuan Tuhan sehingga anggota jemaat baru bisa segera mengikuti perjamuan Tuhan setelah dibaptis.
Sebagian besar gereja Baptis tidak seperti ini dan bahkan tidak setuju dengan cara ini, tetapi saya melihat kehati-hatian kami menerima jemaat telah membuat jemaat kami sangat lebih kuat secara rohani.
Sembilan puluh lima persen jemaat kami setia, termasuk setia pula dalam persekutuan doa. Sebagian besar pemuda yang sudah jemaat giat mencari kehendak Allah untuk hidup mereka dan melakukan separasi dari dunia sepenuh hati.
Short Link:
Pendapat Anda: