Jemaat yang Alkitabiah

Jemaat berasal dari bahasa Yunani Ekklesia artinya orang-orang yang dipanggil keluar, “dari gelap kepada terang”. Jemaat adalah tubuh Kristus (Ef. 1:23), tiang penopang dan dasar kebenaran (I Tim. 3:15). Sebagai sebuah jemaat, orang-orang percaya, Tuhan perintahkan agar mengadakan pertemuan-pertemuan jemaat (Ibr. 10:25). Kata “Jemaat” tidak pernah mengacu pada pribadi orang percaya, kata “Jemaat” selalu mengacu kepada kumpulan orang-orang percaya. Gereja adalah gedung tempat jemaat berkumpul.
Jemaat yang Alkitabiah mengajarkan:

  1. Mengajarkan keselamatan hanya di dalam Yesus Kristus. Yoh.14:6; Yoh.13:13.

Alkitab mencatat semua manusia sudah berdosa. Manusia berdosa akan menanggung hukuman atas dosanya di Neraka selama-lamanya. Untuk dapat selamat manusia harus percaya pada Tuhan Yesus yang adalah Jalan keselamatan. Yesus adalah kebenaran. KebenaranNya diberikan kepada manusia berdosa saat seseorang bertobat dan percaya kepadaNya, sehingga manusia berdosa menjadi orang benar. Tuhan Yesus adalah kehidupan itu sendiri. Manusia berdosa yang mati dalam dosanya harus datang kepada Kristus untuk memproleh kehidupan. Kehidupan kekal hanya ada di dalam kristus.

Jemaat Alkitabiah TIDAK mengajarkan keselamatan melalui :

  1. Ritual-ritual seperti Sunat, Baptisan Air dan Perjamuan Tuhan.

Sunat adalah tanda yang diberikan kepada keturunan Abraham. Sunat tidak pernah dimaksudkan untuk menyelamatkan. Paulus menegur jemaat Galatia saat mereka melakukan sunat sebagai bagian dari keselamatan. “…Jika kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak berguna bagimu” (Gal. 5:2). Baptisan memang diperintahkan oleh Tuhan, tapi baptisan bukanlah syarat untuk keselamatan. Baptisan diperlukan untuk orang-orang yang ingin menjadi murid atau anggota jemaat. Baptisan melambangkan kematian dan kebangkitan Yesus (Roma 6:4). Pembaptisan dilakukan kepada orang yang telah percaya dan memberi dirinya dibaptis. Perjamuan Tuhan tujuannya bukan untuk kesembuhan fisik atau untuk menguduskan seseorang. Ajaran yang mengatakan Perjamuan Tuhan itu menguduskan merupakan penambahan yang dilakukan terhadap Injil Keselamatan. Perjamuan yang sebenarnya dilakukan sebagai peringatan terhadap kematian Tuhan Yesus (1 Kor. 11:24-26).

  1. Melakukan perbuatan baik.

Iman kepada Kristus adalah syarat seseorang diselamatkan. Perbuatan baik adalah bukti seseorang sudah diselamatkan. Perbuatan baik tidak ada andil untuk menyelamatkan siapapun, manusia selamat oleh kematian Kristus di kayu Salib.

  1. Percaya pada pribadi lain.

Mengkultuskan seseorang merupakan ciri dari bidat. Ada banyak orang yang mengangkat dirinya sendiri atau diangkat oleh pengikutnya menjadi seseorang yang lebih tinggi (nabi dan rasul) atau menjadi satu-satunya “wakil Tuhan” di bumi.

  1. Mengajarkan bahwa Alkitab adalah satu-satunya Firman Tuhan. 1Kor.13:10; Wah. 22:18-19.

Tuhan sudah menutup (Lockdown) firmanNya dalam Alkitab (66 kitab). Karena itu, semua orang sekarang hanya boleh percaya pada Alkitab sebagai satu-satunya patokan kebenaran. Tuhan tidak berbicara lagi melalui hal-hal lain selain melalui firmanNya. Memang dulu Tuhan berbicara melalui berbagai cara: Melalui suara langsung, melalui Undian, melalui urim dan tumim, melalui mimpi, melalui nubuatan, melalui para Nabi, melalui para Rasul, melalui Malaikat, melalui karunia-karunia roh dan melalui diriNya sendiri dalam rupa manusia (Yesus Kristus). Tetapi setelah Alkitab selesai ditulis pada abad pertama tahun 98 Masehi oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos, sejak saat itulah Tuhan menutup (lockdown) firmanNya. Semua orang saat ini HANYA boleh percaya pada Alkitab satu-satuNya firman Tuhan.

Mengapa Alkitab disebut sebagai firman Tuhan? Mengapa bukan firman manusia? Bukankah manusia yang menulis Alkitab? Alkitab disebut firman Tuhan karena semua yang tertulis di dalamnya adalah kata-kata Tuhan atau pikiran Tuhan. Tuhan mengilhamkan firmanNya kepada para penulis, para penulis hanya menulis apa yang Tuhan ilhamkan. Di dalamnya terdapat perkataan Iblis, perkataan Kedelainya Bileam, perkataan Malaikat dan perkataan manusia, semua ini Tuhan Ilhamkan tertulis dalam firmanNya.

Alkitab sampai hari ini tetap terpelihara sempurna, karena Tuhan sanggup menjaga firmanNya dari Iblis dan dari permainan palsu manusia. Wadah firman Tuhan berubah-ubah dari waktu ke waktu namun firman Tuhan tetap murni. Sebagaimana informasi dapat disebarkan dari satu wadah ke wadah yang lain ( Batu, Papirus, Kertas, Elektronik) tanpa mengubah informasinya, demikian juga dengan Alkitab (Alkitab buku, Alkitab eletronik).

Jemaat Kristus Alkitabiah tidak mengajarkan “firman” tambahan, dari:

  1. Apokrifa.

Ada banyak sekali kitab-kitab tersembunyi yang disebut sebagai apokrifa. Kitab-kitab ini bukanlah firman Tuhan, beberapa kitab sejarah seperti kitab Makabe namun banyak juga kitab yang berasal dari bidat seperti Injil Yudas, Injil Thomas dll.

  1. Kitab-kitab agama atau ajaran lain.

Jemaat yang Alkitabiah HANYA percaya pada Alkitab satu-satunya firman Tuhan. Semua kitab-kitab lain bukanlah firman Tuhan. Tuhan Yesus tidak mengilhamkan Weda, Tripitaka, Al-quran, Deuterokanonika. Tuhan semesta alam HANYA mengilhamkan Alkitab.

  1. Mengajarkan bahwa Jemaat Lokal harus Independen (Wah. 2-3)

Jemaat sifatnya lokal dan Independen. Lokal dalam dalam pengertian orang percaya hanya menjadi anggota tubuh Kristus dalam jemaat lokal setempat. Dia bukan tubuh Kristus di jemaat lokal yang lain. Independen dalam pengertian jemaat mengurus sendiri semua hal dalam jemaat tersebut, tidak boleh ada intervensi jemaat lokal yang lain.

Karena sebuah jemaat lokal dipimpin oleh seorang Gembala. Semua anggota jemaat harus saling mengenal satu sama lain. Karena itulah jumlah anggota jemaat juga harus dibatasi agar dapat saling mengenal satu dengan yang lain dan supaya pelayanan penggembalaan efektif. Prinsip penggembalaan adalah “Gembala mengenal jemaat dan jemaat mengenal gembala”.

Tuhan menghendaki agar jemaatNya kudus dan tak bercacat (Kol. 1:22). Kekudusan jemaat hanya dapat dilakukan jika jemaat lokal menerapkan disiplin jemaat. Pendisiplinan jemaat ini dilakukan sebagai bukti kasih terhadap anggota jemaat yang melanggar aturan jemaat, tujuannya agar dia bertobat dan tidak mengulangi perbuatannya. Selain itu disiplin jemaat juga bertujuan untuk mendidik anggota jemaat yang lain agar tetap sehati sepikir dalam menjaga kekudusan jemaat.

Jemaat lokal Alkitabiah mengajarkan separasi (pemisahan) dari jemaat lokal lain yang tidak satu ajaran (2 Kor. 6:17). Tujuannya menjaga kebenaran dari pencemaran ajaran jemaat lokal yang sudah menyimpang.

Alkitab mencatat bahwa jemaat-jemaat lokal disatukan oleh kesatuan ajaran, mereka tidak disatukan oleh nama gereja atau denominasi. Tiap-tiap jemaat Lokal berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Tidak ada jemaat lokal yang berlaku sebagai pemimpin atas jemaat lokal yang lain. Karena itulah sistem denominasi, sinode atau hierarki tidak ada dalam jemaat lokal Perjanjian Baru.

Jemaat Kristus Alkitabiah

Ditulis oleh:

Ranto Vaber Simamora

Pendapat Anda:

Loading Disqus Comments ...
Loading Facebook Comments ...

Tinggalkan Balasan