Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun

Dalam Alkitab semua suku bangsa menyembah “Tuhan” mereka melalui patung, bangsa Kanaan adalah salah satu dari banyak bangsa yang melakukan praktek penyembahan kepada “Tuhan” dalam wujud patung. Tidak hanya di zaman Alkitab, praktek penyembahan melalui patung juga berjamur di zaman ini. Apa kata Alkitab tentang hal ini. Bolehkah menyembah Tuhan melalui wujud patung? Siapa sebenarnya penyembah berhala itu? Apakah patung selalu berhubungan dengan objek penyembahan? dan bagaimana sikap orang percaya terhadap patung?

Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab dengan tepat karena berhubungan langsung dengan iman orang percaya.

  1. Bolehkah menyembah Tuhan melalui ‘wujud’ patung?

Patung pertama kali disebutkan dalam Keluaran 20:4. Tepatnya saat Tuhan memberikan 10 hukum kepada Musa di gunung Sinai. Tuhan berkata “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun…” Ini adalah perintah dalam bentuk larangan yang menjadi hukum bagi bangsa Israel. Dalam perintah ini terkandung sebuah kebenaran yang Tuhan ingin agar dilakukan orang Israel.

  • Tuhan ingin agar bangsa Israel mengenal Dia tanpa sarana atau wujud patung seperti yang terdapat pada tuhan bangsa-bangsa lain.

  • Tuhan tidak ingin “diduakan”, artinya Tuhan hanya mau diriNya yang disembah.

  • Tuhan memberitahu bangsa Israel bahwa bangsa-bangsa yang tuhannya dalam wujud patung itu bukanlah Tuhan yang benar.

  • Patung menyembunyikan kemuliaan Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Yesaya 42:8 ‘…Aku tidak memberikan kemuliaanku kepada yang lain atau kemasyuranku kepada patung”

Dijelaskan lebih rinci dalam Ulangan 4:16 “…Jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan”.

Bangsa-bangsa lain menyembah allah mereka dalam wujud binatang dan manusia. Anak lembu emas yang ditempa oleh Harun merupakan salah satu wujud tuhan bangsa Mesir (Kel. 32:24). Dewi Artemis merupakan berhala dalam wujud perempuan yang patungnya berdiri di kota Efesus (Kis. 19:24).

Ada banyak ayat lain yang melarang membuat patung seperti Imamat 26:1; Ulangan 4:23, 5:8 dll, ayat-ayat ini sudah menjawab bahwa Tuhan melarang membuat patung dalam bentuk apapun.

  1. Siapa sebenarnya penyembah berhala itu?

Alkitab menjelaskan berhala adalah patung yang disembah. Siapapun yang menyembah patung itu adalah penyembah berhala. Namun tidak setiap penyembah berhala adalah penyembah patung karena ada jenis berhala yang lain yang dijelaskan dalam Alkitab. Kolose 3:5 berkata “keserakahan itu penyembahan berhala”, jadi selain menyembah patung, keserakahan juga masuk dalam kategori penyembahan berhala. Namun, ini adalah jenis penyembahan berhala yang lain.

Lalu, siapa penyembah berhala itu? Penyembah berhala adalah orang yang sujud menyembah dihadapan patung. Setiap suku, bangsa, dan agama yang menganggap tuhannya dapat diwakili oleh patung itulah para penyembah berhala.

  1. Apakah patung selalu berhubungan dengan objek penyembahan?

Patung tidak selalu menjadi objek penyembahan, karena Tuhan juga perintahkan untuk membuat patung ular tembaga kepada Musa ( Bilangan 21:9). Patung ular tembaga ini bukan untuk disembah tetapi sebagai simbol bagi barang siapa yang melihat patung ular itu maka dia akan sembuh dari gigitan ular.

Di zaman ini ada banyak patung yang digunakan sebagai ornamen seni. Ada juga patung yang dibuat untuk mengenang seseorang, seperti patung pahlawan, patung seorang tokoh yang berpengaruh pada zamannya dan banyak jenis patung yang lain yang fungsinya bukan sebagai objek sesembahan.

Sejak dulu patung dibuat sebagai objek penyembahan, namun di zaman ini patung juga dapat dibuat untuk tujuan lain. Hal ini dapat kita lihat di berbagai tempat seperti di mall, taman bermain, pusat kota, tempat-tempat bersejarah bahkan dipekuburan. Patung-patung itu dibuat bukan untuk tujuan objek penyembahan tapi hanya sebagai karya seni.

  1. Bagaimana sikap orang percaya terhadap patung?

 

Paulus dalam perjalanan misinya ke Athena, bersedih hati melihat kota itu penuh dengan patung-patung berhala (Kis.17:16). Sikap Paulus ini harusnya menjadi sikap orang percaya terhadap patung sesembahan umat agama lain. Pengunaan patung sebagai sesembahan tidak pernah digunakan disepanjang Alkitab. Sebaliknya semua suku bangsa yang tidak mengenal Tuhan menyembah patung. Di zaman Alkitab agama belum terorganisir dan belum memiliki nama, tetapi Tuhan menyebut mereka semua para penyembah berhala.

Bagi orang percaya, patung yang tujuannya untuk menyembah Tuhan itu di larang. Segala jenis patung yang tujuannya untuk hal-hal rohani itu tidak boleh dibuat, Tuhan melarang hal itu sejak awal seperti yang kita lihat dalam banyak ayat tentang “jangan membuat patung.” Hal-hal ini tidak dihiraukan oleh beberapa gereja tertentu karena mereka merasa lebih tahu dari Tuhan. Tetapi mungkin mereka pada dasarnya adalah penyembah patung.

Membuat patung Yesus, merupakan penyembahan berhala, hal ini sama dengan semua suku bangsa yang menyembah “Tuhan” mereka melalui patung. Mereka biasanya berdalih bahwa mereka tidak menyembah patung itu tapi hanya menghormatinya sebagai sarana bertemu dengan “Tuhan”. Tapi, alasan ini tidak dibenarkan oleh Alkitab.

Orang percaya tidak menentang patung untuk tujuan seni seperti patung di taman, patung harimau di dalam rumah, patung burung garuda atau patung kepahlawanan. Patung-patung ini bukanlah objek sesembahan, orang percaya menerimanya bahkan menikmati karya seni tersebut. Hal ini tidak ada hubungannya dengan kerohanian karena itulah patung-patung tersebut masih dapat dimaklumi oleh orang percaya sebagai suatu karya seni yang tujuannya untuk “menghias” sebuah tempat.

Orang percaya tidak anti terhadap patung sesembahan milik agama lain. Seperti yang dilakukan oleh para nabi dan para rasul mereka tidak melakukan pengerusakan terhadap patung sesembahan agama lain yang berbeda keyakinan dengan mereka. Sikap seperti inilah yang dilakukan oleh orang percaya saat ini. Tetapi juga tidak berselfi ria dengan patung-patung tersebut.

Kesimpulan

Alkitab melarang membuat patung dalam bentuk apapun yang tujuannya sebagai sarana menyembah “Tuhan”. Di dalam Alkitab semua suku bangsa yang tidak menyembah Tuhan dikategorikan sebagai penyembah berhala karena mereka membuat patung “Tuhan” mereka. Semua agama di dunia yang menggunakan sarana patung dalam praktek keimanan mereka dapat dikategorikan sebagai penyembah berhala.

Namun demikian patung yang tidak berhubungan dengan hal rohani seperti patung kebangsaan atau patung seni untuk menghias sebuah tempat atau taman semua ini masih dalam hal-hal yang diperbolehkan.

Ranto Vaber Simamora

Pendapat Anda:

Loading Disqus Comments ...
Loading Facebook Comments ...

Tinggalkan Balasan