Bagaimana Pastor Menerima Koreksi

(terjemahan https://www.wayoflife.org/reports/how-the-preacher-receives-correction.php )

Dalam laporan ini saya bicara mengenai bagaimana Pastor menerima nasihat, teguran, koreksi dan kritik yang membangun. Saya tidak sedang membahas mengenai dakwaan terhadap Pastor. Hal ini diatur dalam 1Tim 5:17-20. Dan ini tidak dilakukan oleh satu individu; tetapi dihadapan 2 atau 3 orang saksi. Tetapi itu bukan subyek laporan ini.

Menjadi anggota tim

Agar seorang pengkotbah mau menerima teguran baik dan kritik dengan baik dan efektif, dia harus melihat dirinya sebagai anggota tim. Jika dia mempunyai pikiran Diotrefes, dia tidak akan menerima kritikan bahkan dari seorang rasul Tuhan (3yoh9-11) Dan karena tubuh yang berdosa, sangatlah mudah mempunyai pikiran Diotrefes. Baik pengkotbah muda maupun pengkotbah tua bisa mempunyai pikiran ini.

Seorang Pastor PB adalah seorang gembala, bukan seorang tuan (1 Pet 5:1-4). Dia bukan pemilik domba. Domba adalah milik Tuhan, bukan milik manusia. Sang Gembala Agung sudah membeli domba-domba dengan darahNya sendiri dan memerintahkan setiap pastor seperti Dia memerintah Petrus: “gembalakanlah domba-dombaKu” (Yoh 21:16-17) Setiap pastor akan bertanggungjawab kepada Sang Gembala Agung.

Seorang pastor PB adalah pemimpin tubuh tetapi dia bukan seluruh tubuh itu. Efesus 4 berbicara mengenai pelayanan tubuh. Pastor dan pengkotbah dan guru mempunyai peran penting dalam membangun tubuh, tetapi bukan satu-satunya peran. Efesus 4:11-16. Setiap anggota tubuh memberikan sesuatu. Peran pastor dan guru adalah membangun anggota-anggota agar mereka dewasa dan memberikan perannya. Semua anggota berkumpul bersama, bukan hanya untuk dinasihati pemimpin, tetapi juga untuk saling menasihati. Ibrani 10:25.

Seorang yang tidak mau menerima bantuan dan nasihat dan bahkan koreksi dari anggota keluarga jemaat maka dia tidak berfungsi sebagai pastor PB, tetapi seorang tuan dan tidak mungkin jemaat ini bisa menjadi seperti keingingan Tuhan.

Seorang pastor PB mau membangun jemaat agar mereka memeriksa segala sesuatu menggunakan Firman Tuhan, dan jika jemaat mempunyai pikiran demikian, maka pastor sudah berhasil.

“Jika anggota jemaat mentaati Alkitab dengan memeriksa segalanya menggunakan Firman Tuhan, kemudian karena mereka tumbuh dewasa dan bisa mengajar untuk membedakan yang baik dan yang jahat DAN jika mereka percaya pastor mau menerima nasihat yang baik. Jika ini terjadi, maka ini sangat mungkin adalah keberhasilan pelayanan pastor — yaitu pastor menghasilkan anggota jemaat melalui pelayanannya persis seperti yang Alkitab katakan — pikiran jemaat yang menguji segalanya menggunakan Alkitab. Seorang pastor yang tidak ada seorangpun yang menantang/menguji pengajarannya menggunakan Alkitab, pastor ini TIDAK mendewasakan tubuh. Pastor seperti ini tidak kompeten, malas atau dia Hyles dan tidak boleh dipercaya” Kelly Whitting

Pengkotbah harus mengingatkan dirinya bahwa saran, nasihat bahkan koreksi adalah bukan pemberontakan terhadap otoritas. Ketika jemaat mendekati pastor sedemikian, mereka tidak sedang memberontak melawan Tuhan, karena Tuhan memberikan perintah untuk menguji segala sesuatu. 1 Tes 5:21.
Tidak ada pastor yang mempunyai otoritas untuk menuntut “kesetiaan tanpa batas”
Tidak ada pastor yang bisa membuat keputusan yang selalu benar tanpa salah.
Tidak ada lagi nabi yang diinspirasi Tuhan harini.
Satu-satunya otoritas pastor adalah Alkitab yang diterima dan diterapkan dengan benar, dan seorang pengkotbat yang bijak selalu terbuka untuk kemungkinan koreksi.

Menghargai Kritik

Tidak seorangpun yang benar-benar menyenangi kritikan, tetapi kritikan yang baik sangat diperlukan dalam hidup ini. (Saya tegaskan lagi bahwa saya bicara mengenai kritikan yang baik dari roh yang benar, bukan tuduhan palsu dan roh kritik yang menyerang dengan keinginan menyakiti pastor dan pelayanannya)

Daging membenci kritik. Daging selalu merasa benar dan sombong jika ada yang menantang kebijaksanaannya. Tetapi yakobus mengatakan hikmat dari atas adalah penurut (mau dikoreksi, Yak 3:17). Ketika orang mendekati Kristus dan mempertanyakan banyak hal, Dia tidak menjadi marah

Tidak ada pengkotbah yang melakukan segalanya dengan benar atau membuat setiap keputusan dengan bijak. Bukan soal berapa banyak pengalaman saya atau pendidikan saya, saya belum mempelajari segalanya, jauh dari itu. Setiap pengkotbah jujur akan mengakui dia melakukan beberapa kesalahan, mungkin cukup banyak. Saya rasa belum pernah setelah saya berkotbah saya tidak mengatakan kepada diri sendiri “mengapa saya katakan itu? itu salah, saya harap saya bisa mengulanginya”

Pepatah mengatakan “dia yang mengkoreksi saya memberi saya koin emas”

Amsal mengatakan “orang bijak mengindahkan teguran”
Sikap seseorang terhadap teguran adalah bukti kondisi rohaninya.

Amsal 10:17. Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.
Amsal 12:1. Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.
Amsal 13:18. Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.
Amsal 15:5. Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.
10. Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.
31. Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.
32. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.
Amsal 17:10. Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.
Amsal 25:12. Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar.

Ingat, memang sulit untuk mempertanyakan pemimpin, sedikit yang mau melakukannya. Bersyukurlah untuk orang-orang seperti Natanael yang memaparkan isi hatinya.

Charles Spurgeon mengatakan, “Seorang teman bijak yang terus menerus mengkritikmu setiap minggu adalah berkat yang jauh lebih besar daripada seribu pengagummu jika engkau sanggup menanggungnya dan mau bersyukur untuk itu.” Lalu dia terus bicara mengenai “kemampuan besar seorang” yang setiap minggu mengiriminya daftar kesalahan ucapan kata dalam kotbah. Spurgeon tidak pernah mengetahui identitas orang yang mengkoreksinya, tetapi dia bertumbuh dan menghargainya.

Adalah alami jika daging merasa dingin terhadap orang yang berusaha mengkoreksi kita dan orang yang tidak sependapat dengan kita, tetapi itu tidak menjadi seperti Kristus. Tuhan mengajar kita untuk bahkan mengasihi musuh kita, bukan mengatai saudara-saudara kita didalam Kristus, ya anggota jemaat kita sendiri, yang tidak sepaham dengan kita dalam segala hal.

Roma 12:
16. Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
17. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
18. Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
19. Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
20. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.

Mendengarkan kritikan

Dalam menerima kritikan, cepatlah dalam mendengar dan lambatlah dalam berkata-kata (Yak 1:19)

Perhatikan kritikan dan pikirkan sebelum memberikan jawaban.
Jangan cepat membenarkan diri.
Jangan bersemangat menyalahkan kritikan jika engkau melihat kesalahannya; bisa jadi ada pelajaran bagimu.
Seorang pengkotbah mengatakan, “Perhatikan setiap kritikan dengan serius. Hampir setiap kritikan mengandung secuil kebenaran. Tugasmu adalah untuk mencari itu”

Jangan pula terburu-buru membuat keputusan. Jangan terburu-buru menyalahkan saran atau kritikan, tetapi jangan pula terburu-buru mengakui kesalahan dan meminta maaf. Anda harus mengakui kesalahan dan minta maaf jika anda memang salah, tetapi jangan terburu-buru karena sangat mudah membuat kesalahan dalam situasi yang memanas. Pertama pastikan anda memang benar melakukan kesalahan dan secara persis bagaimana dan sejauh apa dan kemudian anda memutuskan bagaimana menghadapi masalah itu. Terburu-buru bisa melipatgandakan masalah.

Pertimbangkan kritikan menggunakan Firman Tuhan

Baik pengkotbah maupun pengkritik harus mengingat bahwa otoritas tunggal dalam praktek iman adalah Alkitab saja.

Pengkotbah perlu berhati-hati untuk tidak mempertimbangkan kritikan dengan pengalaman pribadi ataupun tradisi. Dalam 44 tahun pengalaman saya sebagai pengkotbah, saya mengamati bahwa rata-rata pastor baptis independent terikat pada tradisi sebagai rabbi ortodoks. Dia tidak mempertimbangkan menggunakan Firman Tuhan sebanyak dia mempertimbangkan dari pendidikannya dan pikiran teman pengkotbah dan dari bagaimana dia melihat gereja lain dan dari contoh pemimpin terkenal.

Ini berarti pengkotbah haruslah murid Alkitab yang serius dan seorang dengan pola pikir jemaat Berea. (Kisah 17:11)

Pada saat yang sama, pengkotbah tidak dihakimi oleh pikiran orang lain, pengalaman, perasaan, atau tradisi. Ini adalah tema pada kitab Roma pasal 14. Kita tidak menghakimi orang lain tanpa dasar Alkitab. Contoh yang diberikan Paulus adalah masalah makanan (Rom 14:2-3) Tidak ada otoritas dalam masalah makanan orang Kristen. Perjanjian baru mengatakan, segala ciptaan adalah baik, tidak ada suatupun yang haram jika diterima dengan ucapan syukur. (1 Tim 4:4-5) Jadi, dalam hal makanan adalah bebas. Ini juga berlaku dalam segala hal yang tidak bertentangan dengan Alkitab. Hal yang tidak diatur dalam Alkitab adalah masalah kebebasan, bukan hukum. Setiap jemaat mempunyai kebebasan menggunakan atau tidak menggunakan suatu alat musik yang dianggap baik untuk Tuhan (dengan asumsi penggunaannya secara rohani, tidak secara duniawi)

Menjadi Pemimpin

Pada akhirnya, pastor yang harus membuat keputusan final.

Dia harus menjadi pemimpin. Dia harus cukup bijak untuk mengharapkan dan mencari nasihat dan bahkan menerima kritikan, tetapi dia harus cukup kuat untuk menjadi pemimpin. Dia harus siap untuk berdiri sendiri jika diperlukan, bahkan jika isteri dan teman baiknya tidak sependapat dengannya.

Dia harus sangat mengerti Tuhan dan FirmanNya untuk membuat keputusan yang baik dan kemudian dia harus berdiri teguh di dalam kekuatan dan keberanian Kristus

Pendapat Anda:

Loading Disqus Comments ...
Loading Facebook Comments ...

Tinggalkan Balasan