“Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan itu harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya”
Semua orang percaya tahu bahwa penyesatan itu menjerumuskan manusia ke neraka. Tetapi anehnya saat penyesatan begitu masif, orang-orang percaya justru menutup mata terhadap perbedaan ajaran. Bahkan ada banyak orang Kristen yang sangat anti terhadap kata “doktrin” dan yang lain menganggap doktrin seperti angin lalu saja, beberapa orang menganggap diskusi/debat ajaran teologi sebagai sesuatu yang memecahbela. Saat semua ini terjadi maka perbedaan antara yang sesat dan yang benar itu menjadi tidak jelas. Perbedaan antara penyembah patung berhala dengan yang menyembah Tuhan menjadi kabur. Perbedaan gereja yang meninggikan tradisi dengan gereja yang meninggikan Alkitab menjadi pudar, saat semua ini terjadi maka kesesatan akan menjamur.
Banyak manusia berdosa ditipu oleh perasaan “saleh” mereka. Mereka berpikir kalau ajaran itu tidak sesuai selera saya maka saya tidak perlu terima, kalau ajaran itu tidak sesuai maunya saya maka buat apa mempercayainya, kalau ajaran itu tidak menguntungkan saya secara materi atau kesehatan buat apa saya harus percaya, kalau ajaran itu tidak menyenangkan perasaan saya, saya akan acuhkan saja. Ini merupakan sikap kebanyakan orang Kristen saat ini dan sikap seperti inilah yang justru menjauhkan mereka dari kebenaran. Mereka menutup mata terhadap ayat firman Tuhan di atas “Celakalah dunia dengan segala penyesatannya…” Matius 18:7.
a. Celakalah dunia dengan segala penyesatannya.
Kata celakalah, di sini bermakna dukacita atau kesedihan. Siapa yang berducita atau bersedih? Yang berdukacita di sini adalah dunia. Dunia bersedih, tanpa pengharapan karena penyesatan sudah ada di dalamnya. Dunia di sini adalah semua orang yang tinggal di dalamnya. Baik orang yang sudah dilahirkan kembali maupun orang yang belum mengenal Kristus.
Saat seseorang percaya kepada Kristus, dia sudah ada dalam pengharapan, tetapi mereka yang di masih di luar Kristus, masih tanpa pengharapan. Sekali pun demikian orang percaya tetap merasakan akibat dari kesesatan tersebut. Kesedihan dan dukacita juga dialami oleh orang percaya karena melihat banyak orang ( termasuk ayah, ibu, sanak famili) yang masih dalam penyesatan.
Saat Alkitab menulis “segala penyesatannya”, ini sudah menjelaskan bukan hanya satu jenis penyesatan tetapi ada banyak penyesatan. Kata “segala” di dalam ayat itu memberitahukannya dengan baik. Ada berapa aliran kesesatan di dunia ini, atau ada berapa jenis kesesatan di dunia ini? Saya pun tidak tahu, karena ajaran sesat sudah demikian banyak dan akan tetap berkembang dan bertambah tiap tahunnya.
Dengan banyaknya agama-agama dan ajaran-ajaran di luar Kristus, itu sudah memberitahu kita bahwa betapa luasnya penyesatan di seluruh dunia. Iblis bisa masuk ke dalam sebuah gereja dan menyesatkan gereja tersebut dengan berbagai cara. Nah, salah satu jalan mulus bagi si iblis masuk adalah sikap acuh tak acuh orang Kristen akan perbedaan ajaran/doktrin. Banyak yang tanpa pengertian berkata “yang penting pakai nama Yesus” padahal dia tidak tahu, kalau iblis menyamar ya pakai nama Yesus.
b. Penyesatan itu harus ada.
Pernahkah kita berpikir mengata Tuhan berkata “penyesatan itu harus ada”? Apa yang mengharuskan penyesatan itu ada?
– Dosa
Dosa menjadi penyebab utama mengapa Tuhan berkata penyesatan itu harus ada. Penyesatan ada karena dosa sudah masuk ke dalam dunia melalui pelanggaran Adam. Dunia yang sungguh amat baik itu sudah dinodai oleh dosa. Dosa membawa kematian masuk ke dalam dunia. Kematian di sini adalah keterpisahan Tuhan dan manusia. Saat manusia terpisah dari Tuhan, saat itulah manusia itu menjadi sumber dari kesesatan minimal atas dirinya sendiri. Dengan berjalannya waktu, manusia itu menjadi seorang yang berpengaruh dan akhirnya ia memiliki pengikut dan terciptalah sebuah ajaran baru. Ajaran yang diciptakan oleh manusia berdosa akan selalu menolak kebenaran yang akhirnya menciptakan penyesatan.
– Iblis
Adam dan Hawa jatuh karena godaan dari si ular/iblis. Dengan lidahnya yang bercabang, dia mampu membujuk manusia untuk melawan Allah. Dan ini jugalah yang iblis dan malaikat-malaikatnya lakukan sampai saat ini. Mereka membujuk dan menggoda manusia menjauh dari kebenaran dan mengurung manusia dalam kegelapan dosa.
Iblis selalu melakukan pendekatan yang ramah dalam menjalankan aksinya, dia sudah praktekkan hal itu kepada Hawa dan berhasil dan dia juga menggunakan pendekatan yang ramah kepada Tuhan Yesus, sekalipun gagal tetapi iblis tahu untuk menjatuhkan manusia dia harus melakukan pendekatan yang bersahabat.
Dan itu jugalah yang dilakukan oleh para nabi-nabi palsu untuk menyesatkan manusia. Mereka datang dengan wajah yang bersahabat sambil menyembunyikan taringnya.
Mereka yang tidak peduli dengan ajaran yang benar, yang berpandangan semua agama itu sama atau semua yang menyebut Yesus itu sama atau semua gereja itu sama akan lebih mudah disesatkan oleh si iblis karena mereka tidak tahu bahwa pandangan mereka itu membawa kejurang penyesatan.
Penyesat pada umumnya melihat “kesamaan ajaran” lebih dahulu, baru setelah itu mereka akan mengeluarkan ajaran asli mereka, berlahan namun pasti. Dengan berlahan, orang tidak tahu bahwa mereka sedang disesatkan. Banyak orang tidak mau “melihat perbedaan”, melihat perbedaan bagi mereka adalah sumber perpecahan.
Tetapi yang benar adalah dengan melihat perbedaan mereka akan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Ini sama halnya saat kita hendak mengetahui uang palsu dan uang asli. Hanya dengan melihat perbedaanyalah maka kita akan menemukan yang mana yang asli dan yang mana yang palsu, jika kita tidak melihat perbedaanya, kita tidak akan menemukan mana uang palsu dan mana uang asli, demikianlah juga halnya orang percaya.
Dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa ini, kebenaran itu seperti “jarum dalam tumpukan jerami”. Dari ribuan jenis penyesatan di dunia ini, hanya ada segelintir gereja yang masih tetap mempertahankan kemurnian ajaran mereka. Sementara yang lain tidak begitu peduli ajaran dalam Alkitab karena bagi mereka yang penting menyebut Yesus, yang penting memakai Alkitab dll. Tetapi ada hal yang mereka tidak ketahui, Alkitab mencatat ada Yesus yang lain, roh yang lain dan roh yang lain ( II Korintus 11:4) dan Tuhan Yesus sudah peringatkan bahwa akan datang orang dengan memakai namanya.
Hanya beberapa generasi dari Adam, seluruh manusia sudah satu hati untuk menentang Tuhan dengan membangun menara Babel. Jika pada zaman itu saja sudah terjadi penyesatan yang besar, apakah zaman ini lebih baik? Tentu saja tidak. Mungkin dulu mereka satu jenis kepercayaan tetapi saat ini sudah banyak jenis kepercayaan/ajaran yang sesat.
Sekalipun penyesatan itu sudah setua peradaban manusia tetapi baru dituliskan dalam perjanjian baru. Ini menjelaskan bahwa penyesatan itu sudah sungguh beragam di zaman ini. Corak penyesatan itu berdiam dalam agama-agama dan ajaran-ajaran nenek moyang.
c. Celakalah orang yang mengadakannya.
Kata “celakalah” bukan menunjukkan kemarahan tetapi keputusasaan, kesedihan dan dukacita yang mendalam. Kata celaka diterjemahkan dari kata Yunani “Ouai” yang artinya “seruan kesedihan”.
Orang-orang yang mengadakan penyesatan ini akan mengalami kesedihan yang sangat dalam di neraka kekal, di sana yang ada hanya keputusasaan dan dukacita yang tidak terkatakan. Ini adalah penderitaan jiwa yang akan berlangsung selama-lamanya. Ini merupakan bentuk siksaan lain dari penghukuman yang ada di neraka. Tidak ada gunanya penyesalan ditempat siksaan kekal karena dia acuh tak acuh akan kasih Tuhan saat dia hidup.
Kita tahu di dunia ini ada banyak sekali manusia yang menjadi sumber kesesatan. Kalau dari satu orang saja sudah memiliki banyak pengikutnya apalagi dari banyak pendiri kesesatan, berapa banyak lagi manusia yang mereka sesatkan.
Tuhan Yesus berkata dalam Lukas 18:8 “…Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Tuhan pun berkata bahwa hanya sedikit orang beriman benar, saat Dia datang kembali.
Siapa-siapa saja yang mengadakan penyesatan ini?
1. Mereka yang tidak mengakui Yesus datang dalam daging (1 Yohanes 4:3). Dari sekian banyak ajaran agama, ada banyak sekali yang menolak Tuhan menjadi manusia. Mereka ini adalah kelompok para penyesat yang tidak mengakui Tuhan Yesus telah datang menjadi manusia. Mereka tidak percaya Tuhan yang Maha Kuasa bisa menjadi manusia.
2. Mereka yang masih mengakui bahwa ada firman Tuhan diluar ke 66 kitab dalam Alkitab. Kelompok ini masih percaya semua kitab-kitab lain di luar Alkitab.
3. Mereka yang mengubah Alkitab menjadi cerita-cerita yang hanya bersifat moral saja. Ini dari golongan “kristen liberal”.
4. Mereka yang mengaku bertemu tuhan, bermimpi ketemu tuhan, dibawa tuhan ke neraka, dijemput tuhan ke sorga dll. Mereka-mereka ini adalah para penipu yang menjaadikan gereja menjadi lahan bisnis mereka.
*******************
Gereja Baptis Alkitabiah
Gembala Jemaat: Ranto Vaber Simamora
Short Link:
Pendapat Anda: