Charles Spurgeon dan Keanggotaan Jemaat Lahir Baru

diterjemahkan dari https://www.wayoflife.org/reports/charles_spurgeon_and_a_regenerate_membership.php

Charles Spurgeon mulai menggembalakan Metropolitan Tabernacle di London, Inggris pada tahun 1853 pada usia 19 dan adalah pastor senior sampai kematiannya pada tahun 1892. Kotbah yang hebat menarik keramaian yang besar, dan jemaat bertumbuh dari dua menjadi tiga ratus menjadi lebih dari 5300.
Spurgeon percaya pada keanggotaan jemaat lahir baru dan sangat berhati-hati dalam hal ini.
Dia tidak memberikan undangan untuk maju setelah kotbahnya. Tetapi dia mengundang orang untuk menemuinya di kantornya pada hari Senin pagi. Dia ingin menangani orang dengan baik dan hati-hati.
Kandidat baptisan dan keanggotaan melalui proses bertingkat.

1. Kandidat bertemu dengan salah seorang yang dituakan atau diaken untuk membagikan kesaksiannya.
Berikut satu kutipan dari “Wonders of Grace: Original testimonies of converts during Spurgeon’s early years” (dikumpulkan oleh Hannah Wyncoll, hak cipta 2016 Wakeman Trust.)

“Pada malam setiap minggu jemaat yang dituakan akan menemui kandidat di Tabernacle. Untuk setiap orang mereka akan menuliskan kisah perjalanan rohani mereka. Seringkali ketajaman (rohani) yang mereka praktekkan dapat terlihat dari nasihat yang diberikan, dan dalam kunjungan lanjutan dalam beberapa minggu atau bulan sampai mereka yakin bahwa kandidat benar-benar diselamatkan. Kesaksian terutama harus menunjukkan bahwa kandidat hanya bersandar pada darah Kristus untuk keselamatannya. Mereka juga akan ditanyakan jika mereka mengerti perlunya diperhitungkan kebenaran dari Kristus. Mereka akan membahas doktrin kasih karunia dan apakah kandidat melihat hanya kepada Kristus dan bukan usaha sendiri. Jika kandidat tidak mengerti mengenai suatu hal, jemaat yang dituakan akan memberikan pertanyaan lanjutan untuk dijawab, ayat-ayat Alkitab untuk dibaca dan berdoa, atau seperti dikatakan seorang yang dituakan, dia ‘meresepkan dia pil janji yang mahal dengan sedikit pengalaman simpati untuk menelannya.’ Mereka mungkin diberikan Pengakuan Iman Baptis untuk dipelajari, atau diarahkan untuk menghadiri salah satu kelas Alkitab untuk menuntun mereka lebih lanjut. … “The Sword and the Trowel” pada tahun 1865 mengatakan bahwa jemaat yang dituakan mencari empat hal: kelembutan hati nurani, keterlekatan pada sarana kasih karunia, keinginan untuk keluar dari dunia, dan sangat memperhatikan kepentingan orang yang belum bertobat.

2. Jika jemaat yang dituakan dan diaken puas dengan kesaksian, kandidat direkomendasikan untuk bertemu dengan Spurgeon.
“Jika puas, seorang yang dituakan akan memberikan kartu, dengan nomor laporan, agar kandidat bertemu dengan C.H. Spurgeon” (Wonders of Grace).

3. Jika Spurgeon puas, dia menyarankan seorang untuk mengunjungi kandidat “untuk menanyakan karakter moral dan reputasi.”
“Spurgeon akan menghabiskan beberapa jam setiap Selasa sore untuk menemui kandidat, mengambil waktu untuk membandingkan catatan dengan jemaat yang dituakan. Dia kemudian menunjuk seorang jemaat yang dituakan atau diaken untuk mengunjungi untuk memastikan kehidupan kandidat yang baik dan konsisten di rumah. Kehadiran pada sebanyak mungkin pertemuan pada hari Minggu dan hari lain menunjukkan tanda kehidupan Kristen yang benar. Banyak yang bekerja dan mempunyai sedikit waktu luang dari pekerjaan mereka, tetapi naluri Kristen baru mereka seharusnya terlihat — untuk berkumpul bersama jika memungkinkan. … suatu tema yang mencolok dalam banyak catatan adalah meninggalkan keduniawian pada saat pertobatan. Semuanya berubah bagi yang bertobat. Kenikmatan duniawi dilepaskan dan membaktikan kehidupan kepada Kristus dan umatNya sejak pertobatan. Mengejar hal seperti teater seni, tempat minum, pesta musik, dan penggunaan lagu pop, dan perjudian dibahas berulang kali sebagai hal yang tidak menyenangkan bagi orang percaya. Kehidupan orang percaya yang sangat berbeda sering disebut sebagai alat membawa orang lain untuk menyelidiki Kekristenan. Perubahan tidak terbatas pada kehadiran saja, tetapi meluas ke semua bidang kehidupan” (Wonders of Grace).

4. Jika kunjungan rumah memuaskan, dia mengundang kandidat untuk menghadiri pertemuan jemaat khusus untuk tampil di hadapan keluarga jemaat. Disana kandidat akan memberikan kesaksian lagi dan menjawab pertanyaan dari anggota jemaat. Pertemuan ini tidak terburu-buru dan bisa memakan waktu beberapa jam, mulai dari jam 2 siang dan kadang kala “sampai larut malam.”

5. Jemaat kemudian mengadakan penghitungan suara apakah akan menerima kandidat sebagai anggota.

6. Jika disetujui dengan pemungutan suara jemaat, kandidat dibaptis dan diterima sebagai anggota dan ikut serta dalam perjamuan berikutnya.

Proses ini dimulai sejak awal penggembalaan Spurgeon di Metropolitan. Selama enam setengah tahun pertama, ada 1442 anggota baru, sebagian besar dengan baptisan. “Itu adalah 1442 wawancara kandidat oleh diaken, 1442 pertemuan dengan Spurgeon, 1442 kunjungan rumah, 1442 kesaksian didepan jemaat, dan 1442 persetujuan oleh jemaat (belum dihitung lebih dari seribu baptisan, karena sebagian besar adalah orang baru percaya)” (“Meaningful Membership at Spurgeon’s Metropolitan Tabernacle,” The Spurgeon Center, Feb. 8, 2018).

Untuk tetap mempertahankan keanggotaan jemaat membutuhkan kesetiaan mengikuti perjamuan Tuhan. “Saat bergabung dalam jemaat, anggota diberikan kartu komuni yang dibagi dalam dua belas bagian bernomor, setiap bagian dikumpulkan saat perjamuan Tuhan setiap bulan. Tiket ini akan diperiksa oleh jemaat yang dituakan dan jika ada anggota yang “tidak hadir lebih dari tiga bulan. Ini memungkinkan jemaat mengusahakan keanggotaan yang bermakna dengan perhatian dan pemuridan yang lebih baik, atau dengan mengeluarkan anggota dari jemaat” (“Meaningful Membership at Spurgeon’s Metropolitan Tabernacle”).

Spurgen berkotbah menentang praktek penggelembungan (melebih-lebihkan) jumlah anggota jemaat dengan menghitung orang yang tidak hadir dan tidak aktif. “Kita jangan menyimpan nama dalam buku kita jika mereka hanya nama. Beberapa orang suka menyimpan nama disana, dan tidak tahan jika mereka dihapuskan; tetapi jika kamu tidak tahu dimana orangnya atau siapa mereka, bagaimana kamu bisa menghitung mereka? Mereka sudah pergi ke Amerika atau Australia atau ke surga, tetapi di buku catatanmu mereka masih disana. Apakah ini hal yang benar? Memang tidak mungkin bisa benar-benar akurat, tetapi mari kita usahakan… Jaga jemaatmu nyata dan efektif, atau jangan membuat laporan. Jemaat yang hanya nominal adalah kebohongan. Jadikan jemaat sungguh menjadi jemaat yang benar” (Spurgeon’s final message to the Pastors’ College, cited from “Meaningful Membership at Spurgeon’s Metropolitan Tabernacle”).

Pendapat Anda:

Loading Disqus Comments ...
Loading Facebook Comments ...

Tinggalkan Balasan