Dua puluh bagian Surat Perjanjian Baru mengenai Penginjilan Pribadi

Pertanyaan penting untuk direnungkan: Dalam tahun ini, apakah saya mempunyai bagian dalam memimpin orang kepada Kristus? Apakah saya berbagi dengan seseorang mengenai agaimana diselamatkan menurut Alkitab? Berapa kali saya bisa membagikan rencana keselamatan Allah dengan orang yang membutuhkan kasih karunia dan pengampunan Allah? Apakah saya sering bersaksi tentang Kristus sebagai Juruselamat kepada orang yang belum diselamatkan? Apakah saya sering berdoa untuk kesempatan membagikan Kristus dan Injil-NYA dengan orang lain?
Dalam pembelajaran Injil Lukas kita belajar mengenai Anak Manusa yang datang untuk mencari dan menyelamatkan orang yang terhilang (Lukas 19:10). Kita belajar mengenai cinta dan kasih sayang mahabesar dari Juruselamat kepada orang berdosa. Juruselamat Mahakasih adalah pribadi yang kini berdiam di dalam setiap orang percaya yang sudah ditebus darah-NYA sehingga kita dapat dengan sukacita mengatakan, “Kristus hidup di dalam saya” (Galatia 2:20). Kristus yang kini hidup di dalam saya adalah juga Kristus yang mencari dan menyelamatkan orang yang terhilang! Semoga kita mau dipakai Tuhan untuk mencari dan menjangkau yang terhilang di dalam dan melalui kehidupan kita.

Surat-surat Perjanjian Baru banyak mengajarkan kita mengenai penginjilan pribadi dan tanggung jawab kita terhadap orang yang di luar Kristus. Semoga kita menggapai mereka dengan kasih Kristus dan dengan Injil Allah dalam kuasa Roh Kudus yang mulia. Semoga kita berhati-hati dan berdoa merenungkan bagian-bagian Alkitab ini, merindukan Allah akan menyatakan Firman-NYA dalam kehidupan yang kita hidupi dengan sukacita dan iman ketaatan kepada Firman-NYA.
Dalam mempelajari surat-surat Perjanjian Baru, kita akan melihat satu bagian dari setiap surat yang berhubungan dengan penginjilan pribadi (ketiga surat Yohanes akan dilihat sebagai satu bagian).

1. ROMA 1:14-16

Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma. Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

Perhatikan tiga bagian AKU dalam penginjilan pribadi di bagian ini:
1. AKU BERHUTANG. Paulus merasakan kewajiban yang besar. Dia merasakan “tugas Injil.” Dia mempunyai hutang yang harus dibayar kepada setiap orang yang belum diselamatkan. Dia “berhutang” Injil kepada semua orang. Pada satu masa dalah kehidupannya, Saulus dari Tarsus merasakan kewajiban untuk menghukum semua orang Kristen; tetapi kemudian dia merasakan kewajiban untuk mengkotbahkan Injil kepada semua makhluk (Markus 16:15). Bagaimana mungkin orang yang sudah menerima kabar baik Allah yang Mulia tidak merasa terbeban dan wajib meneruskan berita mulia ini kepada orang lain!
2. AKU INGIN (KJV: AKU SIAP). Paulus ingin, siap dan bersemangat untuk mengkotbahkan kabar baik Allah. Walaupun ini kewajibannya, dia tidak bermalasan, dia melakukannya dengan semangat. Paulus ingin dan dengan gembira dan semangat mengkotbahkan Kristus. Paulus ingin dan berhasrat mengkotbahkan Injil; dia siap dan mempersiapkan diri (pernahkah anda ingin memberikan traktat kepada seseorang dan menyadari bahwa anda tidak membawanya?), dan dia melakukannya dengan semangat dan gembira!
3. AKU YAKIN (KJV: AKU TIDAK MALU). Paulus dengan tegas mengakui Kristus dan menyatakan pesan-NYA dengan lantang. Semoga kita tidak pernah malu atas Juruselamat kita dan apa yang sudah dilakukan-NYA kepada kita. Paulus bahkan siap mati untuk pemberitaan Injil. Semoga kita tidak malu dengan Injil (Roma 1:16) dan semoga kita tidak mempermalukan Injil dengan hidup kita (Filipi 1:27). Beberapa orang mempermalukan Injil Allah dengan cara hidup mereka, menyebabkan Injil dihujat karena kehidupan mereka. Semoga kita tidak pernah mempermalukan Injil! Sebaliknya, semoga kita menghiasi Injil Allah dengan kesaksian hidup yang baik!

2. 1Korintus 10:33

Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.

Bandingkan juga 1Korintus 9:22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.

Paulus berhasrat untuk “mendapatkan” dan “memenangkan” orang tersesat kepada Kristus. Paulus bukan orang yang “asal-bapak-senang” (lihat Galatia 1:10) tetapi dia ingin menyenangkan semua orang dalam segala hal supaya mereka dapat diselamatkan. Secara alamiah kita hanya mencari untuk menyenangkan diri sendiri. Paulus tidak mencari keuntungan sendiri. Dia perduli akan keuntungan kekal dari sesamanya. Dipenuhi dengan kasih sayang dan perhatian Kristus, Paulus dapat mengarahkan matanya bukan pada diri sendiri dan fokus kepada kebutuhan rohani sesamanya. Dia mau mengorbankan hak pribadinya untuk membantu membawa orang kepada Kristus. Sikapnya adalah: “Saya begitu sangat ingin kamu diselamatkan sehingga saya siap mengorbankan atau menderita atau menyerahkan hak saya jika itu bisa membantumu diselamatkan mendapat hidup kekal.” [Perlu dicatat juga: Paulus tidak pernah mau melawan Firman Allah dalam membantu orang kepada Kristus dan dia tidak pernah mengkompromikan kesaksiannya untuk penginjilan. Dia tau ketidaktaatan keapda Allah dan ketidakkudusan hidup pasti adalah penghalang dan tidak mungkin membantu dalam penginjilan].

3. 2 Korintus 5:20

Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Kita adalah ciptaan baru dalam Kristus, didamaikan dengan Allah! Kita adalah duta, utusan Kristus. Kita adalah perwakilan pribadi-NYA. Kita harus mewakili-NYA dengan baik! Allah telah memberikan setiap orang percaya pelayanan pendamaian. Allah menyampaikan seruan-NYA melalui kita. Pada masa ini Allah tidak berbicara kepada orang terhilang kecuali melalui utusan-NYA. Melalui utusan-NYA-lah Kristus mendesak orang untuk diselamatkan. “Dalam nama Kristus” berarti mewakili Kristus. Tuhan Yesus menggantikan kita (Dia mengambil posisi kita sebagai orang berdosa) ketika Dia mati di kayu salib; sekarang kita sudah diselamatkan kita menggantikan Kristus ketika kita berbicara kepada orang lain. Kristus tidak akan berbicara langsung kepada orang terhilang. “Kami meminta kepadamu” berarti “kami minta, kami mohon, dengan amat sangat, kami mendesak.” Kristus oleh kematian-NYA di kayu salib telah memungkinkan manusia yang adalah musuh Allah (Roma 5:10), diperdamaikan dengan Allah. Kami sangat mendesak, memohon dengan amat sangat, berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Seringkali kita terlalu pasif dalam penginjilan pribadi. Kita membeberkan fakta nyata Injil kepada orang terhilang dan menyatakan Kristus kepada mereka, tetapi terkadang kita berpikir: “Saya sudah menyelesaikan pekerjaan saya dengan menyatakan Kristus yang tersalib, dan kini terserah kepada orang itu bagaimana menanggapinya. Orang ini bisa percaya atau tidak, bisa menanggapi atau tidak.” Ini semua memang benar, tetapi ada satu hal lagi yang bisa kita lakukan dan harus kita lakukan. Kita harus mendesak mereka untuk datang kepada Kristus dan diselamatkan. Kita tidak dapat membuat keputusan bagi mereka. Kita tidak dapat beriman untuk mereka. Tetapi kita dapat mendesak dan mendorong mereka untuk diselamatkan. “Teman, kamu sunggu harus berserah kepada Kristus dan saya mendorongmu untuk menerima Firman Allah dan menerima Kristus sebagai Juruselamatmu. Keselamatan begitu sangat penting dan kamu harus diselamatkan. DIA adalah satu-satunya Juruselamat dan saya mohon agar kamu mau diselamatkan.” Apakah Allah mendesak orang seperti ini? Pertimbangkan Yehezkiel 33:11 (“Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?”) dan Roma 10:21 (“21 Tetapi tentang Israel ia berkata: “Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah.”)

Pikirkan orang-orang yang kita kasihi dan teman dan tetangga yang tidak diselamatkan. Semoga mereka tidak pernah dapat berkata, “Tidak ada yang mendorong saya untuk diselamatkan. Orang-orang Kristen yang saya kenal tidak pernah menyatakan pentingnya didamaikan dengan Allah.”

4. Galatia 6:10

Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Ketika Allah memberikan kesempatan, kita harus menggunakan kesempatan itu. Kita harus memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya untuk menggapai yang terhilang, untuk berbuat baik kepada mereka, melayani mereka, mengasihi mereka, memperlihatkan bahwa kita perduli, memberi tangan pertolongan, tertarik kepada apa yang membuat mereka tertarik dan membangun persahabatan. Ini kemudian akan membawa kepada kesempatan untuk menyatakan Juruselamat kita, membagikan Injil, memberi traktat, dst. Jika orang terhilang mendengar Injil dari kita tetapi kita tidak pernah membantu mereka dalam keperluan mereka, apakah mereka akan tertarik kepada Kristus? Di sisi lain, jika kita sering melakukan kebaikan dan menjadi tetangga terbaik yang bisa kita lakukan tetapi tidak pernah memberitakan Kristus kepada mereka, bagaimana kita menolong mereka? Hal yang satu harus mempersiapkan jalan untuk yang lainnya, tetapi keduanya dibutuhkan. Baiklah kita berbuat baik DAN juga memberitakan Kristus pada setiap kesempatan!

5. Efesus 6:19-20

juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Berdoa untuk keberanian untuk memberitakan dan menyatakan Injil (bandingkan Kisah Para Rasul 4:29-31). Satu kunci dalam penginjilan pribadi adalah: Kita harus berbicara kepada Allah mengenai orang sebelum kita berbicara kepada orang mengenai Allah. Kunci penginjilan pribadi ditemukan dalam kehidupan doa pribadi. Pernahkah anda berdoa untuk keberanian dan untuk kesempatan membagikan Injil? Doa permintaan Paulus dijawab dengan hebat bahkan saat dia berada di dalam penjara Romawi, seperti yang kita pelajari dari Filipi pasal 1.

6. Filipi 2:15-16

supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.

Allah menempatkan kita tepat di tengah-tengah kekacauan! Kita berada tepat di tengah-tengah dunia gelap ini! Kita perlu menjaga terang tetap cemerlang (bandingkan Matius 5:16). Orang percaya harus menjaga kesaksian yang terang benderang bagi Juruselamat, dan ketika ini dilakukan maka banyak kesempatan akan timbul untuk menyatakan kesaksian dengan perkataan yang jelas. Ketika seseorang benar-benar hidup untuk Kristus dan bersinar bagi-NYA, maka orang itu akan “menangkap” pendengarnya ketika dia berbicara tentang Kristus.

7. Kolose 4:3-6

Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan. Dengan demikian aku dapat menyatakannya, sebagaimana seharusnya. Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Disini Paulus kembali berdoa untuk kesempatan, berdoa untuk pintu yang terbuka, berdoa untuk keberanian berbicara dan berdoa agar dia berbicara yang seharusnya. Kehidupan orang percaya sangatlah penting (ayat 5) dan menyiapkan jalan untuk menyatakan dengan kata-kata. Jika kita ingin orang terhilang untuk mendengar kita bicara, pertama mereka harus melihat kehidupan kita. Kita harus menebus waktu, memanfaatkan setiap kesempatan yang Allah berikan. Bagian ini mengatakan “sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang,” dan ini mengatakan bahwa orang-orang akan bertanya. KEHIDUPAN KITA HARUS MEMANCING PERTANYAAN; BIBIR KITA HARUS SIAP MEMBERIKAN JAWABAN. Kesaksian dengan perkataan sangatlah penting (kata “harus memberi jawab” menunjukkan keharusan dan dapat diartikan sebagai kewajiban). Ketika Allah membuka “pintu kesempatan” kita harus membuka mulut kita! Kita haurs memberi jawab, pada waktu yang tepat, pada tempat yang tepat, pada orang yang tepat, pada kesempatan yang tepat. Tetapi sekali lagi, jika kehidupan kita tidak menyatakan kesaksian hidup yang mengarahkan pada kasih karunia dan kemuliaan dan kebesaran Allah kita, maka kata-kata kita tidak berarti banyak bagi orang terhilang.

Orang yang bersinar cemerlang bagi Kristus juga harus berkata-kata bagi Kristus. Perkataan kita harus selalu dengan kasih. Kita harus membagikan Injil dengan cara yang ramah dan baik. Garam digunakan untuk bumbu masak, agar masakan menjadi enak. Kita ingin Injil terasa enak. Kita tidak mau dan tidak boleh mengkompromikan pesan Injil (tidak dikatakan dibumbui dengan gula). Kita menyajikan fakta Injil dengan baik sehingga orang menjadi lapar akan Injil (bandingkan Mazmur (34-9) Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!)

8. 1 Tesalonika 2:4

Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.

Seringkali penginjilan pribadi kita dinodai dengan takut pada manusia. Kita lebih suka menyenangkan orang daripada takut akan Allah. Kita lebih memperhatikan apa yang orang pikirkan, apa yang orang katakan, apa yang orang lakukan. Sungguhkah penting apa yang mereka pikirkan tentang Injil? Apa yang penting adalah saya tahu ini adalah pesan Allah dan ini adalah kabar baik dan ini adalah berita yang mereka butuhkan. Saya tahu ini walau apapun juga tanggapan mereka.

Allah yang menguji hati kita telah mempercayakan Injil Allah Yang Mulia kepada kita. Dia meletakkan pesan Injil di tangan kita dan berkata, “Setialah menyampaikan dan mewartakan pesan ini.” Saya harus menanyakan diri sendiri pertanyaan ini: Dapatkah saya dipercayakan dengan Injil ini oleh ALlah? Ketika saya diselamatkan saya berserah kepada pesan Injil (“Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu– Efesus 1:13). Sekarang setelah saya sudah diselamatkan, Allah mempercayakan saya pesan Injil ini. Apakah saya setia kepada tugas Allah? Saya dipercayakan dengan kabar gembra yang mulia yang jika orang menerimanya akan merubah nasib kekal mereka. Betapa tugas yang dahsyat.

9. 2 Tesalonika 3:1-2

Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.

Sekali lagi kita melihat pentingnya doa. Penginjilan pribadi dimulai dengan lutut kita bertelut dalam kamar doa. Berdoa supaya Firman Tuhan MAJU, tak terhalang, dan dimuliakan. Pasti akan ada pertentangan saat orang percaya dengan setia menyatakan dan memberitakan Kristus. Paulus hanya berdoa: “supaya Firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan dan Allah saja yang akan menangani segala penentang!” Allah kita cukup memadai untuk segala macam masalah yang mungkin kita hadapi dalam penginjilan pribadi.

10. 1Timotius 2:1-6

Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.

Mengapakah kita harus berdoa untuk semua orang (ayat 1)? Mengapa saya perhatian dalam doa untuk semua orang? Alasannya adalah karena ALLAH PERHATIAN PADA SEMUA ORANG! Dia ingin semua orang diselamatkan (ayat 4)! Bagaimana saya tahu Allah ingin dan berhasrat agar semua orang diselamatkan? Karena Allah sendiri dalam pribadi sebagai pengantara telah mati bagi semua orang (ayat 6). Saya bersama Allah ikut perduli bagi semua orang. “Karena begitu besar kasih-NYA akan dunia”, dan saya harus ikut berbagi kasih dan perhatian Allah atas dunia orang yang terhilang ini.

11. 2Timotius 2:10

Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.

Posisi Kalvinis: “bagaimanapun juga, orang pilihan pasti diselamatkan! Jika Allah mau mereka selamat, dia akan membuat mereka diselamatkan!” Posisi Paulus: “Saya akan bekerja keras, berkeringat, berkorban, menderita (ayat 9) jika perlu, dan dianiaya jika harus … MENGAPA!? supaya orang pilihan MENDAPAT KESELAMATAN!” Kita hampir mendengar suara Kalvinis menegor Rasul: “Paulus, teologi kamu salah. Kamu tidak tahukah kalau orang pilihan pasti akan beriman kepada Kristus? Tidak mungkin orang yang dipilih sebelum dunia dijadikan tidak diselamatkan.” Tidak. Tidak ada kesalahan pada teologi Paulus. Dia tahu bahwa orang pilihan akan diselamatkan dan Allah akan melakukan pekerjaan penyelamatan-NYA. Tetapi, BAGAIMANA PEKERJAAN PENYELAMATAN ALLAH? Bagaimana cara yang Allah gunakan? Allah memilih untuk menggunakan Jemaat-NYA, utusan-NYA, orang-orang yang percaya kepada-NYA. Allah menggunakan doa kita, kotbah kita, kesaksian kita bagi Kristus, dan banyak yang diselamatkan dengan cara-cara ini. Dalam ayat ini terlihat seakan-akan Paulus mengatakan seakan-akan pilihan Allah tergantung kepadanya. Seorang penginjil setia mengatakan, “berdoalah seakan-akan keselamatan orang terhilang hanya tergantung pada Allah saja, dan kemudian bekerja dan bersaksilah seakan-akan keselamatan mereka hanya tergantung kepadamu saja!” Allah melakukan pekerjaan-NYA dan Dia memakai kita dalam pekerjaan-NYA!

12. Titus 2:10

jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

Kita harus menghiasi pengajaran Allah Juruselamat kita dengan kehidupan kita. Penekanan pada surat ini bukan “memenangkan jiwa” dan “memberitakan Injil.” Penekanan utama pada surat ini adalah orang percaya berjalan bersama Allah. Cara terbaik untuk berhasil dalam penginjilan pribadi adalah memupuk kekudusan pribadi. Ini adalah metode Allah. Dunia sangat dibebani dengan orang-orang yang mengatasnamakan Kristus (pengkotbah TV, dsb) dan berbicara kekudusan tetapi kehidupannya tidak bermoral. Semoga kita tidak menyebabkan Firman Allah dihujat karena kegagalan kita untuk hidup sesuai prinsip Alkitab (ayat 5). Semoga Kebenaran Allah dihias dan dipercantik dengan kehidupan kita (ayat 10).

13. Filemon 1:10

mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus

Onesimus adalah budak pelarian yang kabur ke Roma. Dia berakhir di penjara bersama Paulus. Intinya: Kamu tidak bisa bersama Paulus dan tidak mendengar Injil. Budak ini bertemu Paulus dalam penjara dan hasilnya adalah dia dilahirkan kembali! Jika orang bertemu kita (mereka bekerja bersama kita, sekolah bersama kita, dst.) apakah mereka mendengar Injil dari kita? Apakah orang yang bekerja bersama saya atau sekolah bersama saya tahu bahwa saya orang percaya?

14. Ibrani 5:12

Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.

Kamu seharusnya menjadi pengajar! Setiap orang percaya seharusnya menjadi pengajar (walaupun tidak semua orang percaya mendapat karunia sebagai pengajar), dan harus mengetahui Firman Allah dan harus dapat membuka Firman Allah dan membawa orang terhilang dalam rencana keselamatan. Setiap orang percaya perlu mengetahui ayat-ayat keselamatan dan dimana bisa ditemukan dan bagaimana membagikannya dengan orang terhilang. Setiap orang percaya yang sehat dan bertumbuh harus dapat melakukan ini. KAMU SEHARUSNYA MENJADI PENGAJAR! Keistimewaan orang percaya adalah untuk dapat berbagi dan mengajarkan kabar baik Allah!

15. Yakobus 2:14,18

14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
18 Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”

Sangatlah penting untuk membagikan iman. Disini Yakobus menunjukkan pentingnya memperlihatkan imanmu! Kita harus MEMPERLIHATKAN IMAN DENGAN PERBUATAN, dan kemudian kita dapat MEMBAGI IMAN DENGAN PERKATAAN. Keduanya diperlukan.

16. 1 Petrus 3:15-16

Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

Hubungan kita dengan Tuhan akan menimbulkan pertanyaan dan kita harus siap sedia memberi jawaban! Kuduskanlah Kristus dalam hatimu! Pastikan hidupmu selalu benar dihadapan Tuhan. Pastikan sikapmu benar dihadapan Allah dan manusia (“dengan rendah hati dan takut”). “Siap sedialah pada segala waktu” berarti kita harus selalu benar di hadapan Allah. Kita tidak boleh di luar persekutuan dengan Juruselamat. Kita tidak boleh mengabaikan kesempatan yang Allah berikan.

17. 2 Petrus 1:9

Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Jika kita mau menjadi penginjil pribadi yang efektif, ktia harus memastikan kita tidak pernah kehilangan sukacita dan gemetar saat dosa kita diampuni. Semoga kita tidak pernah lupa apa yang sudah Allah lakukan dan tidak pernah kehilangan sukacita keselamatan kita. Orang-orang harus dapat melihat betapa kita bergairah akan Allah yang menyelamatkan kita! Kita tidak dapat mengharapkan orang terhilang untuk haus akan Kristus jika mereka tidak melihat kita bergairah mengenal Juruselamat.

18. 1 Yohanes 4:14-15

Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

Jika Allah sungguh diam di dalam kamu, “tempelkan label pada kalengnya.” Akui Dia! Bermegah akan Dia! Bermegah akan YANG DIAM DALAM KAMU! Beberapa orang percaya hidup dengan label: “RAHASIA! saya tidak mau kamu tahu siapa hidup dalam saya!”

19. Yudas 1:22-23

Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

Bagian ini membahas belas kasihan kita kepada orang terhilang, seperti belas kasihan Kristus. Saat kita menggapai orang terhilang dengan belas kasihan, kita harus sangat berhati-hati dan memastikan kita mengasihi orang berdosa dan kita membenci dosa. Kita tidak boleh terkontaminasi dan terbakar. Tunjukkan belas kasihan dan tunjukkan perhatian, tetapi tidak boleh kita mengkompromikan kesaksian akan Tuhan ketika kita menggapai orang terhilang. Kita hidup di dalam dunia tetapi bukan dari dunia dan bukan milik dunia. Semoga kita menghindari segala bentuk “penginjilan duniawi” yang sangat umum pada saat ini (berusaha memenangkan dunia dengan menjadi sama dengan dunia). Kita harus memenangkan dunia tidak dengan menjadi sama dengan dunia (Roma 12:2), tetapi menjadi serupa dengan Kristus.

20. Wahyu 22:17

Roh dan pengantin perempuan itu berkata: “Marilah!” Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: “Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Ini ayat yang sangat menarik. Roh dan pengantin perempuan (Jemaat) keduanya mengatakan, “Marilah!” Orang percaya yang selaras dengan Roh Kudus mengatakan, “MARILAH TUHAN YESUS!” Kata “marilah” digunakan dalam dua cara dalam ayat ini: 1) orang percaya menyerukan dari hatinya, “Tuhan, marilah!” 2) orang percaya yang merindukan kedatangan Kristus juga menyerukan kepada dunia, “orang berdosa, marilah!” Selaras dengan Roh Kudus kita serukan, “Tuhan, marilah!” dan juga, “orang berdosa, marilah!” Ini adalah dua sisi kerinduan orang percaya: 1) Kristus segera datang ke dunia; 2) dunia datang kepada Kriistus. Doa kita adalah, “DATANGLAH TUHAN YESUS!” tetapi pada saat yang sama kita menggapai orang terhilang dan memohon dan mendesak mereka, “DATANGLAH KEPADA TUHAN YESUS!” Kita ingin DIA datang, dan kita ingin dunia datang kepada-NYA! Semakin kita merindukan kedatangan-NYA, semakin kita merindukan orang-orang datang kepada Kristus.

“SEMOGA KEINDAHANNYA TINGGAL DIDALAM KITA SAMBIL KITA MENCARI YANG TERHLANG UNTUK DIMENANGKAN; SEMOGA MEREKA MELUPAKAN SALURAN, HANYA MEMANDANG KEPADA DIA SAJA!”
(disadur dari Laporan Misi 1989 Middletown Bible Church)

MARANATA

Pendapat Anda:

Loading Disqus Comments ...
Loading Facebook Comments ...

Tinggalkan Balasan